JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah, hari ini (5/8). Investor diperkirkan masih cemas terhadap ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong melihat aksi jual aset berisiko atau risk off berlanjut sehingga bisa menekan kinerja rupiah. Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan, Selasa (6/8), bergerak melemah di kisaran 16.150-16.300 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Senin (5/8) sore, ditutup menguat 11 poin atau 0,07 persen dari akhir pekan lalu menjadi 16.189 rupiah per dollar AS. Penguatan terjadi sejalan dengan sinyal dovish dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait arah kebijakan suku bunga acuannya.
"Rupiah cenderung menguat terhadap dollar AS sejalan dengan sinyal dovish dari The Fed," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta.
Josua menuturkan rupiah menguat akibat ekspektasi investor terkait dengan potensi sinyal pelemahan data tenaga kerja AS.
Angka konsensus menunjukkan perkiraan penurunan angka Non-Farm Payroll, meskipun angka tingkat pengangguran diperkirakan cenderung stabil. Pelemahan data tenaga kerja AS lebih jauh berpotensi menguatkan kemungkinan The Fed untuk memotong suku bunga lebih dari satu kali pada 2024.
Ekonomi AS mencatatkan penambahan 114 ribu pekerjaan pada Juli 2024, jauh di bawah revisi ke bawah 179 ribu pada Juni dan perkiraan 175 ribu.