Jakarta - Apresiasi rupiah terhadap dollar AS kemarin bersifat terbatas. Peluang rupiah kembali terdepresiasi ke depan terbuka lebar dikarenakan ekspektasi kenaikan bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada September mendatang.

Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga, mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat ditambah sentimen masalah dagang global masih membebani mata uang pasar negara-negara berkembang. "Sentimen saat ini membuat dollar AS stabil dengan kecenderungan menguat," katanya.

Hal senada juga disampaikan Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail. Menurutnya, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed (FFR) pada September mendatang membebani mata uang rupiah.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (30/8) sore, terapresiasi 30 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.615 rupiah per dollar AS.

Ant/E-10

Baca Juga: