JAKARTA - Blue economy atau ekonomi biru di sektor kelautan akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Namun, saat ini sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan masih minim. Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

Demikian ditegaskan Pengamat maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC), Dr. Marcellus Hakeng Jayawibawa. Dirinya menilai masih minimnya pendidikan untuk mencetak ahli bidang kemaritiman.

Dia menjelaskan ada sejumlah hal yang perlu disiapkan untuk menerapkan konsep ekonomi biru ini. "Di pola pendidikan misalnya saat ini masih sangat sedikit jumlah perguruan tinggi yang berfokus untuk menghasilkan lulusan di bidang sektor kelautan," ucapnya, Rabu (6/12).

Efeknya kata Marcellus, Indonesia belum memiliki banyak ahli yang menguasai bidang maritim secara keseluruhan. Saat ini kata dia, tidak banyak kampus benar benar fokus terhadap bidang kemaritiman. "Seharusnya minimal 10 persen itu sudah akan membuat perubahan yang luar biasa," jelasnya.

Selain itu juga masalah infrastruktur. Saat ini terangnya, belum jelas berapa jumlah pasti pelabuhan yang dimiliki Indonesia dan tercatat secara resmi.

Sebagai negara yang ingin menjadi poros maritim dunia, Indonesia belum sepenuhnya bisa mengelola pelabuhan dengan baik. Hanya ada beberapa pelabuhan yang sudah terorganisir dengan baik di sektor kelautan Indonesia yang sangat luas ini.

Kada dia, ada tujuh pilar kebijakan kelautan yakni Pengelolaan sumber daya kelautan dan pengembangan sumber daya manusia, Pertahanan, Keamanan, Penegakan Hukum, dan Keselamatan di Laut, Tata kelola dan kelembagaan laut, Ekonomi dan infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteraan, Pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut, Budaya Bahari dan Diplomasi Maritim.

Dia tegaskan sudah saatnya Indonesia kembali fokus ke sektor maritim. Ekonomi Biru akan menjadi sumber pertumbuhan baru bagi Indonesia untuk mencapai Visi Indonesia 2045. "Ekonomi biru yang berlandaskan pengetahuan, dengan begitu kita akan dapat menciptakan kesejahteraan sosial-ekonomi, memastikan kawasan laut yang sehat, dan memperkuat ketahanan bagi generasi saat ini dan mendatang,"tegasnya

Dia berharap, pemimpin kita di 2024, siapapun itu, memiliki perhatian yang in line dengan pemikiran saya sehingga kita bisa kembali menjadi negara adidaya maritim.

Baca Juga: