BEIJING - ByteDance mengatakan 'tidak ada rencana' untuk menjual TikTok setelah undang-undang larangan AS disahkan.

Perusahaan induk TikTok, ByteDance, mengatakan pihaknya tidak berniat menjualnya, setelah Kongres AS mengesahkan undang-undang yang memaksanya untuk menjual platform video yang sangat populer itu atau akan dilarang di Amerika Serikat.

Komentar ByteDance muncul setelah situs berita yang berfokus pada bisnis teknologi, The Information, melaporkan bahwa raksasa teknologi Tiongkok tersebut sedang mempertimbangkan skenario potensial untuk menjual TikTok tanpa algoritme rekomendasi yang mendukungnya.

"Laporan media asing tentang ByteDance yang menjajaki penjualan TikTok tidak benar," perusahaan itu memposting Kamis (24/4) malam di akun resminya di Toutiao, platform media sosial miliknya.

"ByteDance tidak memiliki rencana untuk menjual TikTok."

Anggota Kongres AS dan pejabat pemerintah mengatakan TikTok menghadirkan ancaman keamanan nasional selama TikTok dikendalikan atau terhubung dengan ByteDance.

Mereka menuduh Tiktok dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan memata-matai orang Amerika, dan juga berfungsi sebagai saluran propaganda Tiongkok.

TikTok membantah keras tuduhan tersebut, dengan mengatakan pihaknya tidak pernah dan tidak akan pernah membagikan data pengguna AS dengan Beijing.

CEO TikTok Shou Zi Chew mengatakan perusahaannya akan mengajukan perlawanan terhadap undang-undang baru tersebut ke pengadilan.

Baca Juga: