JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya Provinsi Papua menggelar rapat lintas sektoral membahas hasil tindak lanjut hearing DPRD Harga Eceran Tertinggi (HET) BBM (Bahan Bakar Minyak) dan Sembako pada minggu lalu, bersama pengusaha dan pedagang eceran pasar di Aula Sasana Kaonak, Rabu siang (30/03).

Saat rapat berlangsung, Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda, meminta penjelasan dan masukan secara rinci mengenai harga BBM Subsidi dan Non Subsidi serta harga Sembako kepada para pengusaha kios dan toko.

Bupati Puncak Jaya dengan memperhatikan masukan DPRD, Tokoh Agama, Masyarakat dan peserta yang hadir dengan asas keadilan (tidak memberatkan masyarakat dan merugikan pegusaha), diputsukan harga seluruh BBM Nonsubsidi seharga Rp. 24.000,-/ liter untuk Bensin, Solar dan Minyak Tanah.

"Pertama BBM yang selama ini selain agen resmi APMS, juga penjualan BBM nonsubsidi oleh pengecer yang menjual BBM dengan harga yang berbeda, dan terjadi ketimpangan harga BBM Subsidi pada APMS dengan harga pengecer pada kisaran Rp 20.000-25.000,- sehingga hari ini kami melakukan rapat dan kita putuskan HET harganya sama Rp. 24.000,-/liter untuk BBM nonsubsidi baik itu bensin, solar dan minyak tanah itu semua sama," kata Yuni Wonda.

Dalam rapat yang sama menyikapi perbedaan harga sembapok, Yuni Wonda juga memutuskan HET berapa jenis sembapok salah satunya beras 1 karung (50 Kg) dengan harga Rp. 1.400.000,-.

"Kedua menyangkut dengan SEMBAKO ini ada 9 bahan pokok yang ada selama ini tidak semua harga berubah yang lain lain masih stabil tetap yang berubah ada 5 poin itu yang pertama menyangkut dengan minyak goreng, ayam potong, beras, gula dan telur, untuk menjamin daya beli masyarakat, dengan memperhatikan range harga beras termurah itu Rp. 1.100.000, sementara tertinggi adalah Rp. 1.500.000,- sehingga kita putuskan HET semua beras Rp.1.400.000,-/50 Kg. supaya kita tidak merugikan kepada pihak penjual, tetapi juga kita harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Ayam potong itu ada yang Rp. 45.000,- paling rendah sampai dengan Rp. 60.000,- sehinga kita ambil rata rata harganya Rp.50.000,-/Ekor, harga gula Rp. 1.400.000,-/Sak karena paling rendah ada yang Rp. 1.100.000,- dan paling tingi Rp 1.500.000,-" jelasnya.

Keputusan mengenai harga BBM dan Sembako ini akan mulai berlaku setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati.

"Dengan keputusan ini dalam waktu dekat kita akan keluarkan surat edaran jadi siapa pun dia dari mana pun lembaga manapun yang hidup berada di 27 Distrik 302 kampung kabupaten puncak jaya wajib melaksanakan keputusan ini, dan mulai berlaku semenjak surat edaran jika besok dibuat sudah berlaku," tegas Yuni Wonda.

Ia juga berharap keputusan yang telah ditentukan ini melalui banyak pertimbangan tidak merugikan banyak pihak.

"Harapan saya keputusan yang kita ambil pada hari ini tidak merugikan kepada siapapun, dan ini yang terbaik untuk kita semua, ini merupakan bahan yang kita putuskan hari ini menjadi bahan konsumsi umum, jadi siapapun yang ada di puncak jaya wajib mengikuti kebijakan ini," harap Yuni Wonda.

Hal senada diungkapkan pengelola APMS PT. ACP (Alda Crist Papua) BBM bersubsidi Devi Thenu, ia berjanji akan menunjang keputusan Bupati Puncak Jaya atas harga BBM Rp. 24.000,-/ liter.

"Pada prinsipnya kami akan menunjang keputusan Bupati Puncak jaya dan menurut kami itu wajar harga yang tertinggi disitu, jadi harga BBM Non Subsidi Rp. 24.000,-/liter itu sangat wajar," tandas Devi Thenu.

Berbicara keuntungan Devi Thenu menjelaskan, harga Rp. 24.000,-/liter masih ada untung bagi pengecer BBM.

"Untuk keuntungan ya kita udah hitung harga kompoisisinya, dan prinsipnya itu masih bisa untung para pengecer kita," jujur Devi Thenu.

Diakhir wawancaranya, Devi Thenu mengajak kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya mendukung penuh keputusan ini karena sudah pasti diputuskan karena banyak pertimbangan.

"Pada prinsipnya ya seluruh masyrakat kabupaten puncak jaya harus mendukung keputusan bupati pada hari ini dan untuk itu semua harus mendukung kebijakan harga ini agar berjalan dengan baik karena bupati mengambil kebijakan ini pasti banyak pertimbangan dan masukan saat rapat tadi," ajak Devi Thenu.

Baca Juga: