Krisis sempat terjadi di Russia ketika pasukan Wagner merebut pangkalan militer di Rostov-on-Don dan tentara bayaran ini bergerak menuju Moskwa untuk melawan petinggi militer Russia.

MOSKWA - Tentara bayaran Wagner pada Minggu (25/6) kembali ke pangkalannya setelah Presiden Russia, Vladimir Putin, setuju untuk membatalkan tuduhan pengkhianatan dan pengasingan di Belarus terhadap pemimpin mereka.

Perjanjian tersebut mengakhiri ancaman serbuan langsung ke Moskwa oleh tentara swasta pimpinan Yevgeny Prigozhin, sementara para analis mengatakan pemberontakan Wagner itu telah mengungkap pemerintahan Putin lebih rapuh daripada yang diperkirakan.

Langkah-langkah keamanan yang diberlakukan di bawah sebutan operasi antiterorisme, masih dilakukan di Moskwa pada Minggu siang. Di ibu kota, wali kota mengimbau warga Moskwa untuk tetap tinggal di dalam rumah dan menyatakan pada Senin (26/6) sebagai hari libur kerja. Keamanan terlihat diperketat di pusat kota, dengan orang-orang bersenjata berjaket antipeluru menjaga gedung Parlemen dan Lapangan Merah ditutup untuk umum.

Sementara itu keberadaan Prigozhin tidak jelas. Dia terakhir terlihat pada Sabtu (24/6) malam di sebuah SUV meninggalkan Rostov-on-Don, tempat para pejuangnya merebut markas militer, disambut sorak-sorai sekelompok pemuda sipil, yang datang untuk menjabat tangannya melalui jendela mobil.

Pasukan Prigozhin saat ini telah meninggalkan markas militer di Rostov dan pihak berwenang di Voronezh dan Lipetsk wilayah utara ke Moskwa mengatakan bahwa pasukan Wagner itu telah mundur.

"Menjelang Minggu pagi, Wagner telah menarik pasukan dan peralatan perangnya dari kota selatan Rostov-on-Don, tempat mereka merebut markas militer," ucap gubernur di wilayah itu.

Ada laporan bahwa sebelumnya tentara Wagner telah mendekati 400 kilometer dari Moskwa, sementara Prigozhin sendiri mengklaim bahwa dalam 24 jam tentaranya bisa mencapai 200 kilometer dari Moskwa.

Perseteruan

Perseteruan Prigozhin dengan petinggi militer Russia atas pelaksanaan operasi Russia di Ukraina sendiri sudah berlangsung lama dan baru memuncak pada Sabtu, ketika pasukan Wagner merebut pangkalan Rostov dan maju menuju ibu kota.

Putin mengecam tindakan itu sebagai pengkhianatan dan bersumpah untuk menghukum para pelaku, menuduh mereka mendorong Russia ke ambang perang saudara.

Dalam beberapa jam setelah pengumuman mengejutkan, Prigozhin mengatakan bahwa pasukannya akan kembali ke pangkalan untuk menghindari menumpahkan darah di Russia, sementara Kremlin mengumumkan bahwa mantan sekutu Putin itu akan berangkat ke Belarus dan Russia tidak akan menuntut dia maupun pasukan Wagner.

Prigozhin saat itu mengatakan bahwa ia memahami pentingnya momen itu dan ia tidak ingin menumpahkan darah di Russia.

Sementara itu pemimpin Belarus, Alexander Lukashenko, mengatakan dia telah merundingkan gencatan senjata dengan Prigozhin. Moskwa pun telah menyatakan terima kasih pada Lukashenko.

Para ahli mengatakan bahwa gencatan senjata mungkin tidak akan menjadi akhir dari kisah perseteruan Prigozhin dengan Moskwa, dengan Putin sekarang diwajibkan mengambil tindakan untuk memulihkan otoritasnya.

"Krisis institusi dan kepercayaan tidak terlihat jelas bagi banyak orang di Russia dan Barat sebelumnya, namun semua itu kini terlihat secara jelas," kata seorang analis politik independen bernama Konstantin Kalachev.AFP/I-1

Baca Juga: