Setelah lebih dari 2 bulan terjadi bentrokan sengit, kelompok etnis minoritas bersenjata Myanmar mengatakan bahwa mereka berhasil menguasai sepenuhnya kota pelabuhan Pauktaw.

BANGKOK - Pejuang dari kelompok bersenjata etnis minoritas Myanmar telah menguasai kota pelabuhan setelah lebih dari dua bulan bentrokan sengit dengan pasukan junta, kata mereka.

Tentara Arakan (AA) mengatakan pada Rabu (24/1) malam bahwa mereka telah sepenuhnya menguasai Pauktaw, sebuah kota berpenduduk 20.000 orang yang dekat dengan pelabuhan laut dalam yang penting di ibu kota Negara Bagian Rakhine barat.

Pejuang AA sebenarnya sempat merebut Pauktaw pada November lalu hingga menghancurkan gencatan senjata yang sebagian besar dipertahankan sejak kudeta militer pada 2021.

"Junta telah menggunakan artileri dan kapal angkatan laut untuk membombardir kota itu hampir setiap hari, dan memberondongnya dengan tembakan dari helikopter," kata penduduk kepada kantor beritaAFP.

GambarGoogle Earthbaru dari Pauktaw menunjukkan satu blok di pusat kota hampir seluruhnya menjadi puing-puing dan kerusakan pada beberapa bangunan di dekat pelabuhan. Terlihat pula bahwa beberapa bangunan di kompleks kantor polisi juga ikut hancur.

"Pasukan junta telah meninggalkan kota itu dengan perahu pada tanggal 19 Januari malam," kata seorang narasumber yang dekat dengan AA kepadaAFP, yang meminta tidak disebutkan namanya. "Pejuang AA telah mendirikan pos pemeriksaan di sekitar kota dan pada Kamis terlibat baku tembak dengan kapal angkatan laut junta militer," imbuh narasumber itu.

AFPtidak dapat mengkonfirmasi klaim AA, dan komunikasi dengan Pauktaw masih terputus. Namun sebuah sumber yang dekat dengan AA mengatakan kepadaAFPawal pekan ini bahwa para pejuangnya sedang melakukan operasi pembersihan di kota tersebut.

Hingga berita ini ditulis pada Kamis (25/1) malam, pihak junta belum mengomentari bentrokan baru-baru ini di Pauktaw.

Bentrokan Intens

Pauktaw terletak 25 kilometer di sebelah timur ibu kota Negara Bagian Sittwe, yang merupakan lokasi pelabuhan laut dalam yang sebagian dibiayai oleh India dalam upaya memperdalam hubungan ekonomi dengan Myanmar.

Awal pekan ini, kamar dagang Myanmar mengadakan pembicaraan dengan delegasi bisnis India mengenai peningkatan operasi di pelabuhan Sittwe, media yang didukung junta melaporkan pada Kamis.

Perjalanan antara Sittwe dan Pauktaw sangat dibatasi oleh gerbang dan pos pemeriksaan militer baru, kata seorang penduduk Pauktaw yang meminta tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan dan pada Kamis sedang berada di Sittwe kepadaAFP.

Dalam pernyataannya pada Rabu lalu, AA mengatakan bentrokan intens sedang berlangsung di Kota Mrauk-U, Minbya, Kyauktaw dan Rathedaung di Rakhine, tanpa memberikan rincian.

AA telah berperang selama bertahun-tahun, mencari otonomi lebih besar bagi penduduk etnis Rakhine di negara bagian tersebut. Mereka adalah salah satu dari puluhan kelompok etnis minoritas bersenjata yang memerangi militer Myanmar sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948.

Bentrokan di Rakhine terjadi ketika militer dan kelompok etnis minoritas bersenjata di Negara Bagian Shan utara saling tuduh melanggar gencatan senjata yang ditengahi Tiongkok.

Pertempuran telah berkobar di sepanjang perbatasan dengan Tiongkok sejak akhir Oktober, dengan militer kehilangan kendali atas beberapa kota dan penyeberangan perdagangan penting ke tetangganya di utara.AFP/I-1

Baca Juga: