Kwon Dae-hee adalah seorang mahasiswa yang hangat dan rendah hati, jenis anak yang memasak sup rumput laut untuk ulang tahun ibunya, ingat keluarganya. Dia berprestasi tinggi tetapi tidak percaya diri. Dia percaya operasi plastik bisa membuatnya lebih sukses.

Dalam foto yang diambil tak lama sebelum kematiannya, Kwon telah mengubah wajahnya secara digital. Rahangnya terlihat lancip seperti huruf V yang tampak pada banyak artis K-pop.

Kakak dan ibu Kwon, Lee Na Geum, mencoba membujuknya untuk tidak menjalani operasi plastic. Tetapi Kwon diam-diam mendaftar ke sebuah klinik terkenal yang mengkhususkan diri dalam operasi rahang di lingkungan mewah, Gangnam di Seoul.

Pada 8 September 2016, seorang dokter mengangkat tulang untuk mengubah bentuk rahang Kwon, operasi populer di Asia Timur yang biasanya memakan waktu satu hingga dua jam. Menurut ibunya, Lee, Kwon harus membayar operasi itu 6,5 ??juta won (atau 5.766 dollar AS).

Namun operasi Kwon tidak berjalan sesuai dengan rencana. Setelah mengalami pendarahan yang berlebihan, dia dipindahkan ke rumah sakit. Pukul 9 pagi keesokan harinya, ahli bedah plastik yang pernah mengoperasi Kwon tiba di rumah sakit.

Dia memberi tahu keluarga Kwon bahwa prosedurnya berjalan seperti biasa. Bahkan menawarkan rekaman kamera pengawas ruang operasi untuk membuktikannya. Ini sesuatu yang tidak diperlukan secara nasional, tetapi yang dilakukan beberapa klinik untuk meningkatkan kepercayaan.

"Saya langsung merasa bahwa saya membutuhkan bukti itu," kata Lee. Kemudian Lee mengamati rekaman tersebut hingga 500 kali! Rekaman menunjukkan operasi dimulai pada pukul 12:56, ketika ahli bedah plastik mulai memotong tulang rahang Kwon. Tiga asisten perawat juga hadir di ruangan.

Setelah satu jam, ahli bedah plastik pergi. Dokter lain memasuki ruang operasi. Keduanya masuk dan keluar ruangan, tetapi selama hampir 30 menit, tidak ada dokter sama sekali di ruang operasi, meskipun ada asisten perawat.

Lee melihat bahwa meskipun ahli bedah yang disewa Kwon memotong tulang rahangnya, dia tidak menyelesaikan operasinya. Sebagian besar operasi lainnya dilakukan oleh dokter lain, dokter umum yang tidak memiliki izin operasi plastik dan baru saja lulus dari fakultas kedokteran. Walau ada iklan klinik yang secara eksplisit mengatakan bahwa dokter kepala klinik akan melakukan tugasnya dari awal sampai akhir.

"Kakakku percaya pada dokter utama tersebut. Itulah mengapa dia memutuskan untuk dioperasi di sana," kata Kwon Tae-hoon. Operasi akhirnya selesai pada pukul 16:17, lebih dari tiga jam setelah dimulai.

Menurut mantan Direktur Hukum Asosiasi Ahli Bedah Plastik Korea, Kim Seon-woong, yang telah menjalankan klinik bedah plastik selama 25 tahun, operasi rahang biasanya memakan waktu satu setengah jam, atau kurang untuk dokter yang berpengalaman.

Setelah operasi, kedua dokter Kwon pulang, meninggalkan perawat yang bertanggung jawab mengatasi kehilangan banyak darah. Lee mengatakan, dia terkejut dengan rekaman itu, saat putranya berdarah, asisten justru memperbaiki riasan, atau melihat ponsel mereka. Total, mereka mengepel lantai berdarah sebanyak 13 kali. Ketika profesional medis mengevaluasi rekaman tersebut, mereka menemukan kemungkinan dia kehilangan darah tiga kali lebih banyak dari yang dikatakan dokter.

"Saya tidak berpikir dokter hantu ini memeriksa jumlah banyak darah yang ditumpahkan anak saya," tambahnya."Saya sangat marah pada fakta itu. Hanya satu dari tiga dokter yang memeriksa berapa banyak dia berdarah, tetapi tidak ada yang melakukannya" katanya, mengacu pada ahli bedah plastik, dokter hantu dan ahli anestesi.

Meskipun Kwon meninggal, klinik tersebut tetap beroperasi dan mengumumkan bahwa mereka telah buka 14 tahun tanpa ada pasien yang mengalami kecelakaan. Namun klinik itu ditutup tahun lalu, tanpa diketahui alasannya.

Baca Juga: