Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan Rusia di Mariupol Ukraina pada Kamis (21/4). Menurutnya, kota pelabuhan tersebut telah dibebaskan dari Ukraina, meski tentara Ukraina dan warga sipil masih bertahan dalam pabrik baja raksasa di sana.

Pernyataan Putin tersebut disiarkan televisi di Kremlin. Bahkan, ia turut mengucapkan selamat kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan pasukan Rusia.

"(Mereka) berhasil menyelesaikan upaya pertempuran untuk membebaskan Mariupol," kata Putin, dikutip dari Reuters, Jumat (22/4).

Meski begitu, Putin menekankan untuk tetap melakukan pengepungan di pabrik baja terbesar di Mariupol yakni Azovstal. Ia bahkan meminta pasukannya tetap memblokade wilayah tersebut.

"Blokir kawasan industri ini sehingga lalat pun tidak bisa masuk," ucapnya.

Seperti diketahui, pasukan Ukraina tetap berada di dalam komplek pabrik baja Azovstal. Adapun pabrik tersebut seluas 11 km persegi dengan bangunan besar, bunker bawah tanah, serta terowongan.

Mariupol, yang pernah menjadi rumah bagi 400.000 orang, telah menyaksikan tidak hanya pertempuran paling intens dari perang yang dimulai ketika pasukan Rusia menyerbu pada 24 Februari, tetapi juga bencana kemanusiaan terburuknya. Ukraina memperkirakan puluhan ribu warga sipil tewas di Mariupol.

Mariupol merupakan kota pelabuhan utama di wilayah Donbas timur Ukraina, terletak di antara wilayah yang dikuasai oleh separatis Rusia dan Krimea. Dengan merebut kota tersebut, Rusia akan dapat menghubungkan kedua wilayah tersebut karena mengintensifkan serangannya di timur Ukraina.

Di sisi berbeda, Amerika Serikat (AS) turut buka suara terhadap pernyataan Putin. Kementerian Luar Negeri AS membantah pernyataan Putin atas kemenangan Rusia di kota Mariupol, Ukraina.

"Lebih banyak disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang," tutur Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

Baca Juga: