Keluarga menyebutkan, korban mengambang berinisial MR yang ditemukan di Kali Bekasi sempat merayakan ulang tahun sebelum dikejar polisi.
JAKARTA - Setelah menemukan tujuh jenazah, akhirnya polisi menetapkan 15 tersengka. Polisi menemukan tujuh mayat di Kali Bekasi, belakang Masjid Al Ikhlas, Perumahan Pondok Gede Permai RT004/RW008, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi.
"Sebanyak 15 orang ditetapkan sebagai tersangka, tiga di antaranya membawa senjata tajam," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto di Kali Bekasi, Kota Bekasi, Minggu (22/9). Karyoto menuturkan, hingga kini telah minta keterangan saksi yang benar-benar terlibat dalam kejadian ini.
Terkait penemuan senjata tajam, polisi masih mendalami apakah benar-benar ada. Jika benar ada, bisa berlanjut ke tahapan perkara. "Kalau mereka siap tawuran, pasti bawa alat," ujarnya. Kendati demikian, Kapolda menegaskan, hingga kini belum bisa menyimpulkan terkait peristiwa itu, lantaran sedang mengumpulkan beragam keterangan.
Salah satu keterangan yang disoroti memang kelompok ini menyeburkan diri ke sungai, lantaran takut terhadap patroli polisi. "Saya katakana, patroli tidak salah. Sebab memang ada patroli pukul 03.00 WIB. Jika orang normal dalam keadaan jam-jam segitu tentunya sedang istirahat di rumah," ujarnya.
Karyoto juga mengaku prihatin atas kejadian tersebut. Ke depannya, Polda Metro Jaya akan melibatkan Propam Mabes Polri dan Kompolnas. Sebelumnya, warga menemukan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi, tepatnya belakang Masjid Al Ikhlas Perumahan Pondok Gede Permai RT004/RW008, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi pada Minggu pagi pada pukul 06.00 WIB dan dilaporkan pukul 07.00 WIB.
Rayakan Ultah
Polisi menyebutkan penemuan tujuh mayat itu diduga karena tawuran. Terlebih, saat itu polisi sedang patroli untuk mencegahnya. Keluarga menyebutkan, korban mengambang berinisial MR yang ditemukan di Kali Bekasi sempat merayakan ulang tahun sebelum dikejar polisi.
"Ada temannya yang ulang tahun di Cikunir. Dia terus ke pabrik semen dekat kali. Tiba-tiba dikejar polisi," kata Dwi Septiani yang mengaku sebagai sepupu korban saat ditemui di Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Minggu. Dwi mengaku sebagai keluarga korban lantaran salah satu mayat memakai pakaian yang persis digunakan MR terakhir kalinya.
Kemudian, dia mendapat informasi penemuan mayat dari teman korban yang berhasil kabur. "Teman yang berhasil kabur menginformasikan banyak orang yang jatuh ke kali. Habis itu saya enggak tahu lagi," ujar Dwi, menirukan teman korban.
Sementara itu, keluarga korban lainnya menuturkan, korban AD sempat pamit keluar untuk bermain Sabtu (21/9) malam pukul 21.00 WIB.
"Malam Sabtu sekitar pukul 21.00 WIB izin main. Dia sudah biasa main. Jadi, kita enggak tahu mau ke mana," kata keluarga korban AD bernama Yanti.
Senada dengan keluarga korban lainnya, Yanti mengaku mendapat informasi dari teman-teman korban. Dia mengaku khawatir AD belum pulang seharian, sehingga langsung mendatangi RS Polri untuk memastikan penemuan mayat tersebut.
Jika benar mayat itu AD, maka Yanti beserta keluarga akan membawa pulang jenazah untuk dimakamkan. "Kami akan membawa pulang untuk dimakamkan sekitar rumah. Kami mau nuntut, nuntut ke mana," tanyanya.
Pihak kepolisian menegaskan sedang patroli pencegahan tawuran saat menelusuri kawasan Kali Bekasi yang menjadi lokasi penemuan tujuh mayat mengambang. "Kepolisian melakukan pencegahan aksi tawuran. Itu yang dilakukan anggota saat di lokasi tersebut," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Dani Hamdani di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Minggu.
Dani mendapat laporan bahwa anggotanya sedang membubarkan tawuran pada malam itu. Dia juga mendapat keterangan dari salah satu saksi diduga ada tawuran sebelum kejadian. Kendati demikian, kepolisian masih memastikan dugaan-dugaan itu dengan memeriksa beberapa orang yang berhasil diamankan.
"Kami masih memeriksa, termasuk beberapa orang yang ditarik ke Polres Metro Bekasi Kota," ujarnya. Seorang saksi bernama Aldo Sihotang mengaku sempat melihat banyak orang membawa motor dan senjata tajam (sajam) pada malam itu.
"Saya emang ngitung 25 motor, Mereka konvoi bawa sajam. Jadi pas turun mereka mencar," ujar Aldo. Aldo menjelaskan, kelompok itu diteriaki warga sebagai begal sehingga mereka langsung melompat ke dalam sungai berarus deras itu.