Siapa yang tak kenal Mahapatih Gajah Mada? Sosok legenda sejarah penyatuan nusantara dan mahapatih yang sangat berpengaruh pada masa kepemimpinan Ratu Tribhuwanatunggadewi, yang berhasil mengantarkan Kerajaan Majapahit ke puncak kejayaannya di abad ke-14.
Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam kitab Pararaton, yaitu naskah Sastra Jawa Pertengahan. Ia menyatakan tidak akan memakan Palapa sebelum berhasil menaklukan seluruh Nusantara.
Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Namun jejak-jejak peninggalan sang mahapatih dapat kita temukan di kawasan wisata Air Terjun Madakaripura.
Setelah peristiwa Perang Bubat pada 1279 Saka atau 1357 M, yang terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda, Gajah Mada menghilang.
Dari sejumlah cerita, Gajah Mada dikisahkan mengasingkan diri dan memilih hidup sebagai wanaprastha (menyepi tinggal di hutan) hingga akhir hayatnya, dengan bertapa di Air Terjun Madakaripura.
Memang di balik air terjun utama yang mengguyur bak tirai itu terdapat deretan ceruk dan sebuah goa yang cukup menjorok dalam dan dipercaya dulu sebagai tempat pertapaan Gajah Mada.
Menurut kitab Negarakertagama, Madakaripura adalah tanah perdikan yang dihadiahkan raja terakhir Majapahit, Hayam Wuruk, kepada Mahapatih Gajah Mada selepas Perang Bubat. Lokasi pastinya memang masih harus dibuktikan lagi oleh para ahli sejarah, tetapi, warga di sekitar Air Terjun Madakaripura, Probolinggo, meyakini bahwa di tanah itulah kali terakhir Gajah Mada bertapa sebelum meninggal.
Menurut sejumlah warga, di kawasan Madakaripura ini terdapat dua lokasi favorit Gajah Mada dalam menjalankan pertapaan. Pertama di sebuah lubang air terjun bagian bawah, dan kedua di sebuah goa kecil yang ada di bagian tebing atas air terjun.
Lokasi pertapaan di balik air terjun bisa dikunjungi oleh siapa saja, mengingat tempatnya ada di bagian bawah. Namun, lokasi pertapaan bagian atas, kabarnya hanya bisa dicapai oleh Patih Gajah Mada, mengingat tempat itu terletak sekitar 50 meter lebih di atas dasar air terjun. Konon, untuk naik ke tempat pertapaan itu, Gajah Mada harus menggunakan sejenis ilmu kanuragan yang memang pada masa itu banyak dipelajari oleh para prajurit kerajaan.
Kehadiran sosok Mahapatih Gajah Mada di lokasi wisata Air Terjun Madakaripura diabadikan oleh sebuah patung batu seukuran hampir dua kali orang dewasa. Patung yang terletak di depan pintu masuk itu menggambarkan Gajah Mada tengah duduk bersemedi. SB/I-1