Gemerlap sebuah kota tidak terlepas dari kehidupan malamnya. Setelah lelah bekerja seharian, banyak dari anak muda hingga orang dewasa, melepaskan penatnya dengan berkunjung ke kelab malam atau diskotek. Dunia hiburan, khususnya kelab malam menjadi destinasi yang tidak pernah habis dimakan zaman.
Tempat hiburan malam, seperti diskotek sudah mulai hadir sejak masa penjajahan Belanda. Namun saat itu, masih di bawah pengaruh kolonial Belanda. Sehingga pengelolaan dan pendapatan dari hiburan malam tersebut, diserahkan kepada pemerintahan Belanda.
Diskotek pertama yang hadir di Jakarta adalah Tanamur. Bukan hanya di Jakarta, Tanamur juga menjadi diskotek pertama yang ada di Indonesia, bahkan banyak yang mengatakan Tanamur juga menjadi diskotek pertama di Asia Tenggara.
Tanamur didirikan pada tanggal 12 November tahun 1970. Tanamur diyakini sebagai akronim atau singkatan dari Tanah Abang Timur, karena lokasi nya yang berada di Jalan Tanah Abang Timur Nomor 14, Gambir, Jakarta Pusat.
Tanamur didirikan oleh Ahmad Fahmy Alhady, saudagar kaya yang juga ayah dari aktris terkenal Atiqah Hasiholan, istri dari aktor Rio Dewanto. Tanamur disebut sebagai diskotek yang mengubah kesan kelab malam yang identik dengan sesuatu yang formal dan penuh dengan aturan. Menjadikan Tanamur sebagai diskotek dengan suasana yang bebas dan santai.
Saat itu Tanamur mengusung tema new norm for party culture di Jakarta. Di tempat ini pengunjung bisa bebas berjoget, tanpa harus takut melanggar aturan formal seperti kelab malam kebanyakan pada waktu itu.
Tanamur digadang-gadang menjadi diskotek pertama Asia Tenggara yang terkenal hingga ke mancanegara. Beberapa orang terkenal di dunia pernah singgah di Tanamur, seperti Chuck Norris, Muhammad Ali, Mick Jagger, Bee Gees, Deep Purple dan banyak lagi
Sebab itulah Tanamur tidak pernah sepi pengunjung. Tanamur juga mematahkan kesan diskotek hanya dikunjungi oleh kalangan orang dewasa saja. Tanamur membuktikan 60 persen pengunjungnya berasal dari kalangan anak muda.
Untuk sekali masuk, pengunjung Tanamur merogoh Rp 10 ribu-Rp 20 ribu. Pengunjung sudah bisa melepas penat di lantai dansa dan bebas berjoget semalaman. Tanamur juga menyediakan bar untuk pengunjung yang ingin membeli makanan atau minuman. Setiap harinya Tanamur dikunjungi oleh 800 hingga 1.000 pengunjung.
Eksistensi Tanamur mulai redup seiring badai krisis moneter yang menimpa Indonesia, namun Tanamur masih sanggup bertahan. Setelah peristiwa Bom Bali pada tahun 2022 dan isu terorisme mulai merebak, sangat mempengaruhi bisnis hiburan malam di Indonesia.
Sejak itulah Tanamur lambat laut kehilangan pengunjung nya dan kelab malam yang selalu riuh oleh alunan musik disko, lambat laun mulai kehilangan eksistensinya.
Diskotek yang melegenda itu akhirnya resmi menutup usahanya pada tahun 2005. Banyak dari penikmat hiburan malam yang mengakui bahwa Tanamur sebagai diskotik Asia Tenggara pertama dan didirikan oleg Warga Negara Indonesia, tanpa bantuan modal dari pihak asing.