Mahasiswa harus mampu dan memiliki keterampilan teknis dan non-teknis yang mumpuni serta siap terjun ke dunia kerja.
JAKARTA - Plt. Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Muhamad Fajar Subkhan, mengatakan, program Praktisi Mengajar Angkatan 5 mengusung lima tema prioritas dalam pelaksanaannya. Kelima tema prioritas tersebut adalah Digital Economy atau Digital Transformation, Green Economy atau Ekonomi Hijau, Blue Economy atau Ekonomi Kemaritiman, Alat Kesehatan atau Kebijakan Kesehatan, dan Pariwisata.
"Dengan berfokus pada lima tema tersebut, program Praktisi Mengajar diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap kerja, baik dari jenjang sarjana maupun vokasi," ujar Subkhan, dalam Kick Off Pelaksanaan Program Praktisi Mengajar Angkatan 5 secara daring, Rabu (2/10).
Dia menjelaskan, mahasiswa harus mampu dan memiliki keterampilan teknis dan non-teknis yang mumpuni serta siap terjun ke dunia kerja. Linearitas antara ilmu dan keterampilan menjadi hal yang mutlak dan wajib dimiliki mahasiswa.
Sementara itu, Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Alexander Emil Waney, mengungkapkan program Praktisi Mengajar digelar untuk mendorong kolaborasi antara praktisi dan dosen di ruang kelas perkuliahan. Kolaborasi ini diharap dapat menutup kesenjangan kompetensi lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja, serta melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berdaya saing.
Dia menambahkan, sejak digelar pada 2022, Program Praktisi Mengajar telah mencetak lebih dari 30.000 kelas kolaborasi dan melibatkan lebih dari 12.000 praktisi. ruf/S-2