Nama calon taruna akademi militer (Akmil), Enzo Zenz Allie, mendadak viral. Pemuda ini keturunan campuran, ibu Indonesia bernama Siti Hajah Tilaria asal Sumatera Utara dan ayah Prancis, Jean Paul Francois. Namanya mencuat setelah diwawancarai Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam bahasa Prancis. Enzo merupakan salah satu dari 596 calon taruna Akmil.

Menurut Komandan Jenderal Akademi Militer, Laksdya TNI Aan Kurnia, Enzo jelas sudah menjadi warga negara Indonesia (WNI). Menurut Aan, kalau bukan WNI, tidak boleh masuk Akmil. Anak ini katanya bisa berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan tentu saja Indonesia. Aan mengatakan Enzo WNI keturunan bukan yang pertama masuk Akmil. Di Angkatan Laut juga pernah ada WNI keturunan Belanda yang kini sudah pensiun.

Pertanyaannya, mengapa Enzo mendadak terkenal? Usut punya usut, ternyata ada yang mem-posting foto-foto Enzo membawa bendera organisasi terlarang, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dalam https://www.facebook.com/akunsalmanfaris terpampang foto mirip Enzo Allie. Salah satu fotonya membawa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid yang belakangan dianggap sebagai bendera HTI. Sedangkan status badan hukum HTI telah dicabut Kementerian Hukum dan HAM pada 19 Juli 2017 lalu. Enzo Allie pun tak luput dari tudingan sebagai anggota HTI.

Dalam Facebook Salman Faris secara lengkap tertulis, "Penasaran dengan sosok Enzo Allie. Remaja belasteran Indonesia-Prancis yang viral karena lolos jadi anggota TNI. Iseng nyari akun FB-nya, wah ngeri-ngeri sedap juga rupanya. Anak ini bersama Ibunya yang bernama Hadiati Basjuni Allie terindikasi kuat sebagai simpatisan HTI. Pendukung Khilafah dan antipemerintah. Kalau ayahnya sendiri yang berkebangsaan Prancis, menurut informasi telah wafat. Bukan apa-apa, sekadar untuk kewaspadaan saja. Jangan sampai TNI 'memelihara anak ular'." Nama ibunya dalam Facebook Salman berbeda dengan yang beredar di situs-situs.

TNI masih belum mau menerima begitu saja kabar ini karena akan menyelidiki lebih dulu kebenaran dugaan tersebut. Tentu ini menjadi pekerjaan Akmil, jangan sampai ada orang terpapar paham terlarang ada di dalamnya. Maka dari itu, berita tersebut harus segera ditelusur untuk mencari dan menyelidiki jati diri Enzo. Keterlaluan kalau foto itu benar Enzo dan berani masuk Akmil. Apalagi terang-terangan memanggul bendera tauhid.

Selama ini, TNI terkenal rigit soal "bersih lingkungan" - meminjam istilah Orde Baru. Paham-paham yang antipemerintah dan menolak NKRI tentu tidak boleh menjadi unsur TNI. Sebab TNI adalah penjaga NKRI dan pemerintah yang sah. Maka kalau calon Akmil sudah terpapar organisasi terlarang, jelas membahayakan.

Dia bisa menjadi perongrong dari dalam. Yang lebih berbahaya, secara pelan-pelan memasukkan ide-ide paham terlarang kepada rekan-rekan calon Akmil dan begitu seterusnya akan makin banyak yang terpapar.

Maka dari itu, TNI atau Akmil amat berkepentingan untuk benar-benar menemukan jati diri Enzo. Kalau Akmil menjamin dia berjiwa dan berhati 100 persen NKRI dan sama sekali tidak terpapar paham terlarang, tidak ada alasan untuk mengeluarkan Enzo. Dia tetap boleh melanjutkan pendidikan di Akmil karena itu hak dia sebagai warga negara. Sebab setiap warga negara berhak menjadi apa pun, termasuk mengikuti pendidikan Akmil.

Maka, itu tadi, yang penting bagi masyarakat hanya perlu kepastian bahwa Enzo 100 persen antipaham radikal, 100 persen cinta NKRI, dan 100 persen mendukung pemerintah. Itulah tugas Akmil.

Baca Juga: