Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menemukan adanya kandungan paracetamol, Jumat (1/10). Pada studi yang terbit di jurnal Science Direct pada Agustus 2021 silam, tercemarnya Teluk Jakarta diduga karena ulah tangan manusia.
Seorang Peneliti Oseanografi BRIN bernama Prof. Dr. Zainal Arifin mengatakan bahwa ada banyak sekali teori penyebab tercemarnya Teluk Jakarta. Ia mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah webinar bertajuk "Limbah Farmasetika di Perairan Teluk Jakarta", Senin (4/10).
"Kita tidak melakukan penelitian dari mana sumbernya. Tapi secara teori, ada banyak sumber yang bisa mencemari teluk Jakarta dengan paracetamol," ujar Zainal.
Selain itu, Zainal bersama para peneliti lain setuju bahwa mayoritas pencemaran di Teluk Jakarta dikarenakan ulah manusia.
"Kita peneliti hampir setuju bahwa 60-70 persen pencemaran di laut sumbernya datang dari daratan atau antropogenik (dilakukan manusia)," imbuh Zainal.
Selain itu, Zainal memiliki dua dugaan kenapa Teluk Jakarta bisa tercemar oleh paracetamol. Dugaan pertama yaitu karena gaya hidup masyarakat. Sebagai contoh, obat-obatan kedaluwarsa atau rusak yang dibuang sembarangan.
Dugaan kedua adalah karena instalasi pembuangan air limbah yang kurang optimal. Padahal menurut Zainal, paracetamol tidak bisa terendapkan oleh jaringan limbah yang digunakan. Artinya, memang memerlukan inovasi baru untuk menangani limbah seperti ini.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta masih mendalami temuan kandungan paracematol tinggi di Angke dan Ancol yang berada di kawasan Teluk Jakarta berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Oceanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarnya," kata Juru Bicara Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, Jumat (1/10).