JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) masih memproses dan mengevaluasi rencana mengakuisisi 10 perusahaan di bidang fintech, e-commerce, dan Business Process Outsourcing (BPO). "Jadi yang sedang dalam proses kurang lebih ada 10 perusahaan baik di dalam negeri maupun luar negeri," kata Direktur Digital and Strategic Portofolio Telkom, David Bangun di Jakarta, Senin (7/8).

Dari kesepuluh perusahaan tersebut belum ada yang memasuki tahap akhir atau final, sehingga masih dalam proses. Untuk itu akuisisi 10 perusahaan yang diincar pun belum bisa disclose kapan bisa terealisasi. Bagaimanapun setiap target prosesnya sangat dinamis baik di internal Perseroan maupun yang sedang jadi target.

Terkait dengan anggaran yang disiapkan untuk akuisisi, Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen menjelaskan akan mengacu pada total belanja modal (capital expendicture/capex) yang dialokasikan pada tahun ini sekitar 23-25 persen dari pendapatan Perseroan. Jumlah tersebut belum termasuk alokasi anggaran untuk merger and acquisition (M&A).

Untuk diketahui pendapatan Perseroan pada 2016 sebesar 116,33 triliun rupiah. "Jadi alokasi capex 23-25 persen dari revenue itu hanya untuk aktivitas organik dan tidak termasuk anorganik," jelas dia. Kendati demikian, lanjut Harry, saat ini pendekatan Perseroan bukan pada anggaran, tapi lebih pada apa yang dibutuhkan Perseroan untuk pengembangan bisnis ke depan.

Kalau ada kebutuhan yang tidak bisa dikembangkan sendiri secara organik, maka langkah akuisisi akan ditempuh. Oleh karenanya mengenai jumlah nilai yang disiapkan untuk akusisi dan lain sebagainya itu masih tahap negosiasi. Sementara itu, untuk tambahan pinjaman pada semester kedua 2017 lebih pada realisasi M&A.

Kalau realisasi M&A relatif besar maka tidak menutup kemungkinan Perseroan akan masuk ke debt market tapi bukan berarti menerbitkan obligasi saja tapi bisa saja pinjaman perbankan. Secara kinerja pendapatan Perseroan sepanjang semester pertama 2017 banyak ditopang dari segmen Data, Internet, dan IT Services sebesar 42,4 persen atau sebesar 27,12 triliun rupiah dari total pendapatan.

Menurut Harry segmen ini untuk pertama kali porsinya paling besar dibandingkan dengan segmen lainnya voice dan SMS. Meski begitu pihaknya tidak mempunyai estimasi besaran pertumbuhannya hingga akhir tahun. "Mungkin kalau lihat dari perkembangannya bisa jadi tren ini akan terus jalan seperti ini dengan Data, IT Service, dan internet akan lebih besar daripada porsi legacy," tutup dia.

yni/AR-2

Baca Juga: