JAKARTA - Teknologi dan inovasi digital semakin penting untuk kemajuan pembangunan nasional dan menciptakan pengetahuan yang inklusif. Teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI),blockchain, dan Internet of Things sangat menjanjikan bagi masyarakat.

"Seiring digitalisasi di sana-sini, muncul pula tantangan aksesibilitas yang mengancam dan mengganggu bahkan menghalangi hak asasi manusia yang mendasar. Isu seperti pencurian data, pengetatan pengawasan, bias algoritmik, dan otomatisasi, merupakan contoh risiko baru yang menerobos hak privasi dan non-diskriminasi," kata Editor in Chief Selular Media Network, Uday Rayana dalam acara Selular Award 2024 di Arion Suites Hotel, di Kemang, Jakarta Selatan, pada hari Senin (24/6).

Selain itu teknologi harus mampu mempersempit kesenjangan dalam hal keterampilan digital dan aksesibilitas, baik di kota maupun di desa. Selain itu juga harus dapat memperkuat ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan gender yang ada," imbuhnya.

Tidak hanya memberikan penghargaan kepada para pelaku industri telekomunikasi dan teknologi, Selular Award 2024 juga menggelar diskusi panel dengan tema Perkuat Inovasi dan Kolaborasi di Era Disrupsi dan Kemajuan Teknologi AI.

Sementara itu, Director Ericsson Indonesia, Roni Nurmal Darmayusa menjelaskan jika pemanfaatan AI harus ditopang dengan infrastruktur jaringan komunikasi seluler nirkabel yang memadai seperti 5G. Pasalnya teknologi AI membutuhkan kecepatan dan juga latensi yang rendah koneksi yang lebih konsisten, dan peningkatan kapasitas dibandingkan jaringan sebelumnya, seperti dimiliki oleh 5G.

"Jadi jika sudah ada 5G, industri teknologi dan telekomunikasi bisa mudah untuk menerapkan AI yang mumpuni," jelasnya.

Hal senada juga Vice President Technology Strategy and Consumer Product Innovation Telkomsel, Ronald Limoa ungkapkan di mana Indonesia tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura dalam pemanfaatan AI. Oleh karenanya untuk mengejar ketertinggalan itu dibutuhkan jaringan telekomunikasi 5G.

"Mungkin butuh beberapa tahun lagi untuk mengejar ketertinggalan terkait pemanfaatan AI," katanya.

Direktur Penataan Sumber Daya Dirjen SDPPI Kominfo RI, Denny Setiawan mengatakan jika Kominfo ingin secepatnya untuk melelang spektrum frekuensi 700 Mhz dan 2,6 Ghz. Kedua spektrum ini nantinya akan digunakan untuk menggelar layanan 5G.

"Kalau kami tentu ingin secepatnya untuk mendukung meningkatnya jaringan telekomunikasi dan teknologi di Indonesia, tetapi aturannya (lelang) masih terus kami godok," ujarnya.

Baca Juga: