JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpeluang melanjutkan penguatannya, hari ini (11/1). Hal itu dipengaruhi tekanan eksternal mereda seiring pelemahan dollar AS akibat merespons data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tak sesuai ekspektasi.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah tenaga kerja bertambah 199.000 pekerjaan pada bulan lalu, angka tersebut di bawah estimasi untuk penambahan sebesar 400.000 pekerjaan.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengungkapkan meredanya tekanan eksternal tersebut akan memicu aliran modal asing masuk atau capital inflow ke pasar keuangan dalam negeri. Kondisi tersebut dinilai dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan rupiah.

Reny memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan, Selasa (11/1), menguat di kisaran 14.310-14.376 rupiah per dollar AS.

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (10/1) sore, ditutup menguat 52 poin atau 0,36 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.299 rupiah per dollar AS.

"Dollar AS dalam tekanan karena sentimen pesimisnya data non-farm payroll AS yang dirilis pada hari Jumat lalu," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta.

Dari ketegangan geopolitik, pelaku pasar tampaknya mencemaskan memburuknya hubungan antara AS dengan Rusia terkait ketegangan di Ukraina karena kedua belah pihak tampaknya masih berjauhan, dan kegagalan berisiko menimbulkan konfrontasi bersenjata di Eropa.

Baca Juga: