Percepatan vaksinasi lanjutan akan dilaksanakan di keramaian masyarakat seperti Citayam Fashion Week, Dukuh Atas.

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mempercepat vaksinasi lanjutan sebagai salah satu upaya menekan penularan Covid-19. Hal itu dilakukan karena meningkatnya jumlah rukun tetangga (RT) yang masuk zona merah dari 19 menjadi 28. "Kami sudah minta dinas terkait agar dipercepat vaksinasi ketiga atau booster bagi seluruh warga Jakarta," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza, di Jakarta, Selasa (9/8).

Upaya percepatan vaksinasi lanjutan salah satunya dengan membuka gerai di titik keramaian seperti Citayam Fashion Week (Dukuh Atas). Tujuannya untuk mendekatkan layanan vaksinasi lanjutan kepada masyarakat, sehingga diharapkan menekan penularan Covid. Tak hanya itu, Riza juga minta masyarakat menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker.

Dia mengharapkan dukungan semua pihak untuk berkolaborasi mempercepat capaian vaksinasi.

"DKI Jakarta akan terus menggencarkan vaksin ketiga atau booster sampai mencapai 100 persen seperti vaksin pertama dan kedua," tambahnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI capaian vaksinasi Covid-19 untuk dosis pertama hingga Senin (8/8) mencapai 12,6 juta atau 125 persen dari target 10 juta orang.

Untuk capaian dosis dua 10,7 juta atau sudah 106 persen dan dosis ketiga baru 4,6 juta. Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat penambahan jumlah RT rawan Covid-19 yang masuk zona merah pada periode 1-7 Agustus menjadi 28 RT dari pertengahan Juli baru tujuh RT.

Adapun RT zona merah paling banyak tersebar di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, masing-masing mencapai 10 RT. Sedangkan di Jakarta Selatan ada empat RT serta Jakarta Pusat dan Jakarta Timur masing-masing dua RT zona merah. Untuk jumlah kasus positif Covid-19 hingga Senin (8/8) bertambah 2.300 kasus. Sedangkan jumlah kasus aktif baik yang dirawat maupun diisolasi di 140 rumah sakit rujukan di Jakarta masih 424 kasus.

Biaya Sendiri

Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan anggaran penggantian logo penggantian nama dari rumah sakit menjadi rumah sehat atau "Rumah Sehat untuk Jakarta" dibebankan kepada tiap-tiap RSUD. "Proses penggantian logo Rumah Sehat Untuk Jakarta dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan anggaran tiap-tiap RSUD," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI, Ani Ruspitawati.

Dengan demikian, kata dia, anggaran untuk penggantian logo tidak dibebankan kepada APBD DKI.Namun, Ani tidak menyebutkan detail anggaran yang mesti dikeluarkan tiap RSUD. DKI memiliki 31 RSUD.

Ani menjelaskan nantinya penganggaran penggantian logo diambil dari pos pemeliharaan sarana dan prasarana Gedung RSUD. Ani menambahkan, nomenklatur RSUD tidak berubah, hanya perubahan RSUD mencapai Rumah Sehat untuk Jakarta. Adapun tujuan perubahan, kata dia, untuk mengubah pola pikir masyarakat. Datang ke rumah sakit bukan hanya ketika sakit, tetapi juga untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatan.

Untuk itu, lanjut dia, Rumah Sehat untuk Jakarta mengembangkan konsep layanan promotif preventif sebagai bagian dari layanan rumah sakit paripurna dan berkesinambungan. Ani menambahkan perubahan logo juga bertujuan sebagai kesatuan identitas bagi fasilitas kesehatan milik DKI Jakarta. Dengan begitu, jejaring layanan dapat lebih baik dan mampu memberikan akses luas.

"Sebagai momentum seluruh unsur Rumah Sehat untuk Jakarta dalam melayani kesehatan yang berorientasi pada pasien dan mengembangkan hospitality dalam pelayanan," ujar Ani.

Baca Juga: