JAKARTA - Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menyatakan ancaman resesi dan inflasi global yang akan menurunkan daya beli masyarakat sehingga dapat menekan perekonomian nasional. Karena itu, hal itu harus diantisipasi dengan pengembangan rantai pasok barang dan komoditas nasional.
"Pengembangan dan penguatan rantai pasok itu harus dilakukan secara sinergis, baik antarkementerian/ lembaga, maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemetaan rantai pasok suatu komoditas harus secara end-to-end dilengkapi dengan perancangan sistem logistik yang sesuai," kata Setijadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/1).
Dia menambahkan kolaborasi dan sinergi juga diperlukan antara penyedia dan pengguna jasa logistik seperti perusahaan manufaktur dan retailer, serta operator infrastruktur logistik seperti pelabuhaan dan bandara, untuk menjamin kelancaran proses distribusi barang dan komoditas.
Setijadi juga mengungkapkan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan contoh pengembangan rantai pasok komoditas yang baik. SLIN ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No 58 Tahun 2021 dan diperbarui Permen KP No 5 Tahun 2014.
"SCI mengapresiasi KKP yang mengembangkan SLIN sebagai turunan dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang ditetapkan dengan Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. Hingga saat ini, KKP merupakan satu-satunya kementerian yang menurunkan Sislognas menjadi sistem logistik berbasis komoditas yang ditetapkan dengan peraturan menteri," katanya.
SCI mendorong kementerian-kementerian lain untuk mengembangkan rantai pasok dan sistem logistik komoditas sesuai dengan ruang lingkupnya masing-masing, terutama Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.