JAKARTA- Kelangsungan hidup perbankan sangat bergantung pada penyusunan strategi transformasi digital yang kuat dan pembentukan aliansi dengan perusahaan fintech dan bigtech. Kolaborasi itu merupakan kunci untuk memperluas akses layanan keuangan dan mendorong inklusi keuangan yang lebih luas.

Hal itu yang menjadi keyakinan CEO Digimaster, Elisa Indriasari saat meluncurkan buku bertajuk "Technobanker" di Jakarta, Kamis (15/2) malam di Hotel Westin, Jakarta. Dia yakin bahwa bank-bank tidak akan hancur seperti yang diprediksi banyak kalangan setelah kemunculan bank digital.

"Mereka (bank) hanya menghadapi kompetisi jenis baru," kata Elisa.

Bagi bank yang mampu bertransformasi ke digital dengan menerapkan teknologi yang tepat sesuai obsesi nasabah (customer obsession), mereka lah yang akan bertahan bahkan terus bertumbuh.

Dia mencontohkan, bank-bank papan atas di Tanah Air saat pandemi Covid-19 secara logika seharusnya profitnya turun, tetapi yang terjadi malah sebaliknya, profit mereka tumbuh lebih tinggi.

Hal itu jelasnya tidak terlepas dari kejelian melakukan transformasi ke beberapa platform digital, sehingga tetap melayani kebutuhan nasabahnya terutama saat pandemi.

Sebelum peluncuran buku "Technobanker" digelar sesi diskusi yang menghadirkan, Technology and Operation Bank BNI, Totok Prasetyo dan Senior Executive Vice President (SEVP) Information Technology, Bank Mandiri, Daniel Subiyanto dan dipandu Head of Enterprise Google Cloud, Deon Montasser.

Totok Prasetyo dalam kesempatan itu menekankan pentingnya sumber daya manusia perbankan yang handal atau yang disebut "Teknobanker" karena mereka lah yang akan mampu melakukan inovasi dengan teknologi yang ada.

"Bagaimana pun canggihnya teknologi yang bank miliki kalau tidak bisa dioptimalkan oleh SDM, maka percuma," kata Totok.

Apalagi, teknologi itu perubahannya sangat cepat, sehingga perlu kejelian dalam menentukan teknologi mana yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis sesuai dengan orientasi nasabahnya.

Sementara itu, Daniel Subiyanto mengatakan pilihan teknologi sangat banyak dan beragam, tinggal memilih yang sesuai kebutuhan dan mendukung layanan ke nasabah.

"Banyak teknologi, misalnya metaverse tetapi untuk saat ini belum terlalu diinginkan nasabah. Jadi ada model teknologi yang baru datang, mungkin butuh waktu baru dipakai. Tetapi teknologi seperti finger print, face recognize yang berkaitan dengan fitur keamanan pasti akan terus dipakai," kata Daniel.

Teknologi Baru

Berkaitan dengan buku "Teknobanker", Elisa mengatakan buku yang ia tulis itu mengupas tuntas perkembangan teknologi informasi khususnya implementasi dan adopsi teknologi terbaru di dunia perbankan.

Buku tersebut juga menitikberatkan kepada peran "Teknobanker" dalam dunia perbankan sebagai ujung tombak inovasi, guna menghadapi persaingan yang sangat kompetitif. Kompetitor yang bukan berasal dari industri perbankan saja namun juga dari bigtech dan fintech.

Dia mengatakan, kemajuan teknologi, khususnya internet dan telepon pintar, telah mengubah kehidupan masyarakat secara drastis. Perubahan itu mengguncang fondasi industri perbankan tradisional.

Pasca-pandemi, bank-bank di dunia mulai memikirkan kembali cara mereka menyesuaikan diri dengan kenyataan baru ini. Tetap relevan saat ini berarti menciptakan pengalaman yang disesuaikan dengan dunia yang dibentuk kembali setelah terjadinya pandemi Covid-19. Dunia ini menuntut pemahaman tentang pergeseran teknologi dan budaya yang akan datang, seiring dengan evolusi model bisnis.

Saat menulis buku "Technobanker", Elisa mengidentifikasi tantangan signifikan bagi bank dalam transformasi digital, yaitu faktor sumber daya manusia.

Elisa menyebut para pekerja talenta digital ini menggunakan istilah "Technobankers" untuk menggambarkan generasi baru profesional perbankan. Mereka yang mahir dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem perbankan. Merekrut dan melatih talenta-talenta dalam bidang teknologi mutakhir adalah tugas yang berat.

Buku ini bertujuan untuk menjadi sumber daya penting, yang menawarkan wawasan dunia nyata bagi semua orang mulai dari lulusan baru hingga profesional dan pemimpin perbankan.

Elisa memaparkan gambaran kompetensi yang diperlukan untuk pengembangan perbankan digital cerdas berdasarkan pengalaman beliau di industri dan penelitian di bidang Information System and Information Technology.

Buku "Technobanker" adalah story telling mengenai perjalanan learn, unlearn, and relearn dalam 25 tahun perjalanan perbankan digital.

Tujuan menulis buku ini bagi Dr. Elisa adalah agar para pembaca mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan lingkungan perbankan digital sebagai hasil dari perjalanan para technobankers untuk belajar, melupakan, dan mempelajari kembali teknologi terkini dalam dua puluh tahun terakhir.

Setelah itu, hal ini meletakkan dasar bagi "technobanker" masa depan untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan yang diperlukan untuk generasi perbankan digital cerdas berikutnya.

"Technobanker" membawa Anda melalui perjalanan digitalisasi di perbankan. Transformasi institusi perbankan dalam model bisnis dan operasional bank, mengatasi berbagai tantangan: disrupsi teknologi, ekosistem digital, dan risiko bisnis digital. Dan tetap fokus mengembangan keunggulan kompetitif dengan mengadopsi teknologi yang mendukung "intelligent digital banking" seperti Artificial Intelligence, Blockchain, Cloud Computing, Big Data, dan Internet of Things (IoT)," kata Elisa.

Dengan didukung teknologi dan infrastructure digital yang terintegrasi, maka akan membentuk sektor perbankan yang makin inclusive, juga akan memperkuat layanan perbankan, untuk memberikan pengalaman pelanggan yang paripurna.

Elisa Indriasari adalah peneliti sistem informasi dan ilmu komputer. Dinominasikan untuk Woman in ICT Awards oleh Channel Asia pada tahun 2021, Elisa telah menghabiskan 25 tahun terakhir di bidang teknologi. Beliau berupaya menghadirkan solusi TI yang berpusat pada pelanggan.

Ia menerbitkan banyak artikel di jurnal internasional, terutama tentang inovasi digital, sistem informasi, dan ilmu komputer. Beliau merupakan konsultan dan pengajar yang secara rutin menjadi mentor pelatihan boothcamp serta bekerja secara langsung dengan tim klien untuk melakukan inovasi digital serta transformasi digital dan meningkatkan kemampuan talenta digital.

Baca Juga: