Air sebagai sumber kehidupan berperan penting dalam komitmen mewujudkan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

JAKARTA - Dunia tengah dibayang-bayangi ancaman krisis air. Diharapkan World Water Forum (WWF) 2024 yang akan diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024 menghasilkan solusi konkret terkait air.

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, menjelaskan dalam agenda WWF 2024 tersebut nantinya akan ada komitmen bersama terkait air, yang akan disepakati oleh para peserta yang hadir.

Dia menerangkan air sebagai sumber kehidupan berperan penting dalam komitmen mewujudkan pembangunan berkelanjutan atau SDGs. "Yang mana hingga saat ini, masih banyak negara di dunia yang mempunyai berbagai masalah terkait air ini," ucapnya di Jakarta, Senin (13/5).

Adapun Fadli baru saja mengadakan rapat bersama Yoon Jin selaku Director of 10th World Water Forum terkait rangkaian persiapan WWF 2024.

"Dari sisi parlemen tentu akan mempunyai outcome atau hasil-hasil resolusi yang terkait dengan air dari hasil diskusi, hasil dialog dengan para anggota parlemen yang hadir nanti dari seluruh negara," kata Fadli di Jakarta, Senin (13/5).

Dia menyampaikan, hingga saat ini sudah ada setidaknya 138 negara yang akan berpartisipasi dalam WWF 2024, dengan 51 negara di antaranya akan mewakili parlemen dunia dan organisasi internasional.

Peneliti Lingkungan SLC, Hafidz Arfandi, memperingatkan perubahan iklim mengancam pasokan air. Karena itu, semua negara harus bersiap mengantisipasi masalah tersebut.

Dalam konteks pengelolaan air, papar dia, tantangannya dua, yakni pengendalian air permukaan untuk mengurangi banjir dan pengelolaan air dalam tanah agar tidak terjadi kekeringan sumur-sumur.

Jika melihat dari tren kenaikan suhu permukaan saat El Nino, sebenarnya 2023 kemarin relatif lebih moderat dibandingkan periode 2014, di mana kenaikannya berkisar 0,5-0,8?C jauh lebih rendah dari 2014 yang mencapai 1,5-2?C, selain itu durasi waktunya relatif lebih pendek juga hanya empat bulan dibanding pada 2014 yang hampir enam bulan lebih.

Hanya saja, pada 2023 ini akumulasi kenaikan suhu sudah terjadi sehingga menyebabkan dampak panas yang lebih terasa dan cukup merata.

Dia memprediksi ke depan, tentu El Nino akan selalu hadir sebagai konsekuensi alamiah pergerakan arus laut dan juga udara, dari area yang hangat ke area yang lebih dingin. Pada titik tertentu akan terakumulasi udara dan permukaan air laut yang hangat di pasifik yang menciptakan lahirnya El Nino, dampak kenaikan suhu dan durasinya tidak dapat diprediksi hanya dapat dimonitor secara sistematis.

Adapun pemerintah Indonesia akan memperkenalkan program perbaikan kualitas air Sungai Citarum sebagai percontohan pengelolaan sumber daya air dalam WWF ke-10 di Bali.

"Program Citarum Harum yang dilaksanakan sejak 2018 merupakan upaya khusus untuk meningkatkan kualitas air Sungai Citarum. Pada World Water Forum ke-10 yang akan datang sudah dicanangkan Citarum Harum sebagai contoh (showcase) keberhasilan pengelolaan air," kata M Saleh, Asisten Deputi bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan -Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves).

Saling Berembug

Di sektor pertanian, terutama padi, air menjadi "nyawa" yang menghidupkan setiap jengkal lahan sawah. Karena itu, petani di Indramayu selalu memperlakukan air dengan penuh tanggung jawab.

Salah seorang perangkat Desa Plumbon, Sadinah (55), bercerita, sejak dahulu petani telah menjalin kerja sama dengan pemilik pompa air dalam memanfaatkan empat titik sentral saluran irigasi yang melintasi desanya.

"Mereka bermusyawarah agar banyu (air) bisa mengalir ke sawah. Kemudian, disepakati dengan pembagian 1/12 hasil panen yakni satu kuintal padi untuk pemilik pompa dan 12 kuintal bagi pemilik sawah," katanya.

Baca Juga: