Tak lekang oleh zaman. Itulah yang paling tepat untuk seni budaya Indonesia. Demikian halnya dengan kolaborasi seni antara Indonesia dan Australia, hingga melahirkan tari eksperimental.
OzAsia Festival, festival seni kontemporer internasional di Australia, tahun ini membuat program seni budaya Indonesia secara khusus. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengatakan sejumlah seniman dan grup kesenian profesional dihadirkan di Kota Adelaide, Negara Bagian Australia Selatan.
Seniman ataupun grup kesenian Indonesia yang pernah diprogramkan di OzAsia Festival antara lain Ega Robot, Eko Nugroho, Eko Supriyanto, Melati Suryodarmo, Mess 56, Papermoon Puppet Theatre, Riau Rhythm, Samba Sunda, Teater Garasi dan Topeng Losari.
Untuk edisi 2017, OzAsia Festival memprogramkan seniman-seniman Indonesia seperti Darlane Litaay, koreografer-penari asal Papua yang berkolaborasi dengan Tian Rotteveel, koreografer-penari asal Berlin. Menampilkan proyek tari eksperimental berjudul Specific Places Need Specific Dances, pentas akan berlangsung di Nexus Arts.
Filastine & Nova, duo pemusik elektronik dan seniman video asal Barcelona dan Malang yaitu Grey Filastine dan Nova Ruth. Menampilkan pentas multi disiplin antara musik, multi media dan teatrikal bertajuk Drapetomania, program ini akan berlangsung di Nexus Arts.
Jecko Siompo dan Animal Pop Family. Kegiatan berupa workshop dan demo tari hiphop Papua kontemporer Animal Pop karya Jecko Siompo. Bertempat di studio tari kampus Adelaide College of the Arts dan di Lucky Dumpling Market(area outdoor OzAsia Festival), peserta workshop beragam dari murid dan guru sekolah dasar, publik umum, keluarga dan anak, mahasiswa tari, serta penari dan koreografer profesional.
Mocca, sebuah kolektif musik indie asal Bandung yang terkenal dengan gaya musik retro, swing, bossa nova dan jazz, lirik lagu berbahasa Inggris, serta aksi panggung yang memikat. Bertempat di panggung utama Lucky Dumpling Market, penampilan Mocca akan disaksikan oleh ribuan pengunjung OzAsia Festival Hub.
Trah dan Under The Big Bright Yellow Sun, dua band indie yang juga berasal dari Bandung. Bersama beberapa band indie dari Adelaide, mereka akan tampil di dalam Air Bandung. Bertempat di Nexus Arts, program ini yang mengetengahkan spektrum musik post-rock yang berkembang di Bandung dan Adelaide.
Dalam hal ini Bekraf mendukung Jecko Siompo dan Animal Pop Family serta grup musik Mocca, sementara itu Darlane Litaay, Filastine & Nova, Trah dan Under The Big Bright Yellow Sun didukung oleh kementerian lainnya.
Selain program yang tertera di atas, seluruh seniman tersebut juga akan terlibat dalam kegiatan artist talk, berbagai pertemuan, serta sesi networking spesifik, demi perluasan jaringan dan kesempatan kerja sama di masa mendatang.
Tahun ini, OzAsia Festival memasuki penyelenggaraan ke-11, berlangsung pada 21 September hingga 8 Oktober 2017. Bertempat di Adelaide Festival Centre dan sejumlah venue lainnya di Kota Adelaide, festival tahunan ini mencakup program teater, tari, musik, film, seni rupa, kuliner, diskusi dan dan berbagai hiburan.
Acara yang diselenggarakan Bekraf ini merupakan salah satu festival seni kontemporer internasional utama di Australia, dan satu-satunya yang memprogramkan khasanah seni budaya Asia.
"Kami ingin fokus membantu para seniman yang memang pantas bersanding dengan para seniman dari negara lain, membantu para seniman untuk melakukan bisnis meeting dengan peserta dari luar, tetapi itu dikondisikan agar negara-negara lain bisa aware dengan para seniman kita dan ke depan ada permanent performance menampilkan karya seni pertunjukan kontemporer," ujar Deputi Pemasaran Bekraf, Josua Puji Mulia Simanjuntak.
Josua menambahkan Bekraf juga memberikan pendukungan dana berupa dana perjalanan (travel grant) bagi para seniman yang akan tampil.
OzAsia Festival 2017 yang notabene merupakan penyelenggaraan tahun ke-11, menyusul perayaan besar-besaran atas satu dekade usia OzAsia Festival tahun lalu, di tahun ini OzAsia memperbesar program dan meningkatkan jumlah aktivitas yang melibatkan publik.
Tiga tahun berturut-turut OzAsia Festival memprogramkan seni budaya Indonesia secara khusus. Terdiri dari berbagai pentas dan kegiatan yang melibatkan sejumlah seniman ataupun grup kesenian profesional dari Indonesia, di dalam kerangka kuratorial yang mengedepankan unsur kontemporer dari kesenian Indonesia, dan menargetkan berbagai lapisan masyarakat di Kota Adelaide.Rtr/pur/R-1
Promosikan "Beyond Bali"
Bali memang identik dengan rumah kedua warga Australia. Dalam ajang OzAsia Festival 2017 ini, Indonesia kembali menawarkan 'Beyond Bali' untuk wisatawan Australia. Tawaran ini merupakan kelanjutan program Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tahun lalu.
Ajakan itu didesain Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik Kemenpar, Vinsensius Jemadu. "Bali sudah tidak asing lagi bagi warga Australia. Itu fakta," ungkapnya.
Pesona Bali memang tidak bisa terbantahkan. Sudah banyak pesohor dunia yang pelesir ke Bali. Segudang prestasi internasional ditorehkan. Dari mulai award Pulau Terbaik Asia 2016, tujuan wisata terbaik Asia 2016 versi Lonely Planet, pulau terbaik dunia berdasarkan survei Travel+Leisure di akhir 2015, semua pernah diraih Bali.
"Itu sebabnya kami sangat paham betapa sulitnya teman-teman tour and travel Australia menjual paket wisata selain Bali. Presiden Jokowi dan Menpar Arief Yahya juga menyadari ini. Karenanya sekarang kami membangun 'Bali-Bali baru. Pariwisata ditempatkan sebagai sektor unggulan, selain infrastruktur, maritim, pangan dan energi," pungkasnya. Rtr/pur/R-1
Satukan Ratusan Seniman Asia
Festival seni internasional terkemuka Australia menyatukan lebih dari 300 seniman profesional dari seluruh Asia dan Australia di samping lebih dari 400 seniman masyarakat lokal pada Festival OzAsia 2017.
"Program Festival OzAsia 2017 adalah program terbesar dan paling ekspansif kami sampai saat ini. Saat kita berusia 11 dan memasuki dekade kedua, program festival melihat ke masa depan dengan sejumlah karya yang merangkul visi berani Asia kontemporer di abad ke-21," kata Direktur Artistik Festival OzAsia, Joseph Mitchell.
Terdiri dari gabungan antara teater, tari, musik, film, seni visual dan sastra dari seluruh Asia, program tahun ini menampilkan para seniman kontemporer terbaik dari Jepang, Singapura, Tiongkok, India, Malaysia, Korea, Filipina, Hong Kong dan Indonesia. Rtr/pur/R-1