OIKN mengatakan target 80 persen dana pembangunan Ibu Kota Nusantara dari bukan APBN dapat tercapai.

PENAJAM PASER UTARA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengatakan target 80 persen dana pembangunan Kota Nusantara bukan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (non-APBN) dapat tercapai. OIKN optimistis akan lebih banyak lagi investor yang menanamkan modal jangka panjang di Kota Nusantara pada 2024.

"Melihat capaian sampai akhir Desember 2023, yakin 80 persen dana pembangunan Kota Nusantara non-APBN bisa terpenuhi," kata Kepala OIKN, Bambang Susantono, di Penajam, Senin (1/1).

Seperti dikutip dari Antara, dana pembangunan Ibu Kota negara masa depan Indonesia di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur itu disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih kurang 466 triliun rupiah, lanjut dia, dengan hitungan sekitar 19-20 persen berasal dari APBN.

Selain APBN, dana pembangunan Kota Nusantara juga berasal dari kemitraan pemerintah dengan swasta (public private partnership) dan kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), serta dari investasi sektor swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Sepanjang 2023, menurut Bambang, 23 investor dari dalam negeri yang telah melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda mulai melakukan pembangunan di Ibu Kota negara baru Indonesia dengan nilai investasi non-APBN lebih kurang 41 triliun rupiah.

Investasi di Ibu Kota negara masa depan Indonesia itu, katanya, antara lain sektor pengembangan energi hijau dan transportasi hijau, serta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 50 megawatt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kota Nusantara.

Kemudian sektor kesehatan, di antaranya pembangunan Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan, RS Hermina, RS Mayapada, dan RS Abdi Waluyo. Sektor pendidikan, antara lain pembangunan Nusantara International School (NIS) dan revitalisasi SD Negeri 02 Sepaku.

"Selanjutnya sektor komersiil, di antaranya pembangunan restoran, kafe, hotel, pusat perbelanjaan, serta prasarana transportasi udara penunjang Kota Nusantara," ujarnya.

Tercatat dalam data OIKN sekitar 15 investor bakal melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda mulai melakukan pembangunan di Ibu Kota negara baru Indonesia, pada Januari sampai Februari 2024.

Sangat Terbuka

Bambang mengatakan OIKN sangat terbuka kepada investor yang sejalan dengan visi Ibu Kota negara masa depan Indonesia menjadi kota cerdas, inklusif, berkelanjutan, serta kota yang nyaman dan indah untuk ditinggali.

Sebelumnya, Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Prof Mohammed Ali Berawi, mengatakan OIKN akan mengadopsi teknologi robot sebagai tenaga kerja untuk tugas-tugas pelayanan administratif, pelayanan publik, dan pekerjaan-pekerjaan sejenis yang punya proses berulang dalam rangka mewujudkan IKN sebagai kota cerdas.

"Kalau untuk robot, ke depannya kami melihat bahwa teknologi ini mau tidak mau akan memberikan disrupsi pelayanan publik terutama untuk layanan-layanan yang sifatnya berulang, seperti layanan administratif atau pekerjaan fisik yang berulang. Perangkat teknologi ini baik perangkat lunak maupun keras, mau tidak mau memang akan dimanfaatkan," ujar Ali.

Baca Juga: