Universitas Lambung Mangkurat telah jauh berkembang di bawah kepemimpinan rektor Sutarto Hadi. Awalnya, hanya ada 24 profesor atau guru besar. Saat ini sudah 67 orang. Artinya, telah meningkat 200 persen. Targetnya harus ada 100 guru besar sampai akhir tahun ini.

Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc, telah membawa universitas yang dipimpinnya maju pesat. Dia berhasil menaikkan jumlah doktor dan guru besar ULM secara signifikan. Di bawah kepemimpinannya, ULM memiliki beberapa program doktoral (S-3), banyak membangun gedung baru, dan kerja sama internasional. Dia juga sukses membawa ULM terakreditasi BAN-PT dengan nilai A. Dia telah mendekat masa akhir periode keduanya sebagai rektor ULM. Kira-kira, apa saja yang telah dicapai lainnya dan cita-citanya yang belum terwujud. Untuk mengetahui lebih jauh, wartawan Koran Jakarta, Haryo Brono, mewawancarai Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc. Berikut petikannya.

Apa target penting yang masih harus diperjuangkan?

Salah satu target penting yang sedang dikejar ULM adalah meningkatkan status kelembagaan dari Badan Layanan Umum (BLU) menuju status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Satu konsekuensi penting dari lembaga perguruan tinggi dengan status PTN-BH adalah kemandirian dan fleksibilitas pengelolaan keuangannya. Bagi ULM, hal ini menjadi faktor penting untuk mengembangkan kualitas ke jenjang lebih tinggi.

Selama hampir dua periode jabatan sebagai rektor, apa saja yang telah Bapak lakukan dalam memajukan ULM?

Pertama kali saya diangkat sebagai Rektor ULM pada 19 September 2014. Periode kedua berakhir pada 19 September 2022. Artinya, ini tahun ke-8 saya menjabat Rektor ULM. Pada saat saya diangkat menjadi rektor tahun 2014, jumlah doktor hanya 135, dari sekitar 800 jumlah dosen. Alhamdulillah, awal tahun ini, doktor ULM sudah lebih dari 360, dari 1.200-an dosen. Dari sisi peningkatan SDM, penambahan jumlah doktor secara signifikan ini jelas sekali berdampak pada kualitas pendidikan bagi ULM.

Kalau tidak salah, Bapak menargetkan 100 guru besar. Apakah dapat tercapai tahun ini?

Pada 2014, jumlah profesor atau guru besar hanya 24, saat ini sudah 67 orang. Artinya, telah meningkat 200 persen. Target saya, memang memiliki 100 guru besar. Saya berharap akhir masa jabatan tahun ini, setidaknya mendekati 100. Ini sangat mungkin karena ada 28 dosen yang diusulkan menjadi guru besar sedang diproses kementerian. Kalau dikabulkan, sudah mendekati 100. Memang target saya, 10 persen dosen menyandang guru besar. Target inilah yang akan berdampak pada peningkatan kualitas berbagai program studi dan atmosfer akademik di ULM. Muaranya, tentu saja adalah pada meningkatnya kinerja ULM, baik dalam hal pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu, apalagi capaian ULM?

Kita berhasil mendapat dana cukup besar dari Islamic Development Bank (IDB) untuk pembangunan beberapa gedung. Tentu saja ini sangat mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Gedung auditorium baru yang kita bangun cukup megah dan representatif, membantu berbagai kegiatan akademik, misalnya kelancaran pelaksanaan wisuda maupun acara-acara akademik lainnya.

Capaian penting lainnya, 30 program studi telah mendapat nilai akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Tahun 2014, kita hanya memiliki dua program studi terakreditasi A. Sejak Maret 2019, ULM terakreditasi A. Artinya telah menjadi PT terbaik di Kalimantan. Target kita selanjutnya segera mendapatkan akreditasi internasional. Semoga terwujud tahun ini juga. Ada delapan program studi, insya Allah tahun ini bisa memperoleh status akreditasi internasional itu.

Soal akreditasi internasional tadi, sebenarnya apa manfaatnya?

Itu menjadi ukuran penilaian indikator kinerja utama. Kami sebagai rektor telah memiliki perjanjian dengan menteri, terkait indikator kinerja. Salah satu poin kinerja, akreditasi internasional dari lembaga yang diakui pemerintah. Akreditasi internasional ini sangat kita perlukan untuk memperbaiki kelemahan selama ini. Contoh, apakah laboratorium memiliki sistem keamanan baik, ada hidran?

Saat ini, ULM sudah berstatus BLU, kapan beralih menjadi PTN-BH?

Perubahan satus dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU) menjadi tujuan sejak 10 tahun lalu. Tapi, BLU diperoleh baru Maret 2022. Status BLU menjadikan pengelolaan keuangan lebih fleksibel. Upaya-upaya pengembangan institusi pun dapat dirancang dan dilaksanakan dengan lebih leluasa. Perlu belajar dalam waktu satu dua tahun ini, sebelum menjadi PTN-BH.

Sebab, banyak keuntungan kalau menjadi PTNBH, tentu tanggung jawab juga besar. Perlu dipertimbangkan jangan sampai setelah PTN-BH, malah chaos atau setback seperti bermasalah dalam pengelolaan anggaran. Oleh karena konsekuensi status PTN-BH adalah pelimpahan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada perguruan tinggi masing-masing. Salah satu dampak teknisnya perekrutan dosen secara mandiri. Gaji dan tunjangan profesi harus dibayar sendiri. Maka, semua haraus diperhitungkan.

Yang penting lainnya?

Perlu peningkatan pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Saat jadi rektor, 100 miliar rupiah. Kini PNBP 285 miliar rupiah. Setelah menjadi BLU sekarang, target peningkatan pendapatan PNBP ULM adalah 70 miliar. Artinya, seluruh pendapatan PNBP kita nanti akan mencapai kurang lebih 350 miliar rupiah.

Dari sejumlah fakultas dan program studi, mana sedang dikembangkan?

ULM memiliki 11 fakultas dengan program jenjang S-1, S-2, S3, serta pendidikan spesialis. Sekarang telah berjalan seperti S-3 Pertanian, Studi Pembangunan, Ilmu Lingkungan dan Hukum. Kita sedang mengusulkan program pendidikan S-3 bidang Sains Kedokteran dan Spesialis Dokter. Saat ini, sudah ada enam pendidikan dokter spesialis, yaitu Pulmonologi, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Bedah, Ilmu Kesehatan Anak, Anestesiologi, dan Ilmu Penyakit Dalam. Ke depan, akan ada program dokter spesialis baru untuk Neurologi, Ortopedi, dan Jantung.

Apa langkah untuk mengejar ketertinggalannya, mislanya dari universitas-universitas di Jawa?

PT di luar Jawa masih banyak tertinggal dari pulau Jawa. Ini soal kualitas SDM, terutama tenaga dosen. Kendala utamanya adalah SDM bidang teknologi digital. Untuk digital economy, cyber security, atau animasi jadi sulit dikembangkan. Karena minimal punya lima dosen bidang tersebut dan sulit mencari sebanyak itu. Kalau merekrut dosen CPNS baru, kebentur aturan pusat. Maka, perlu meningkatkan status tadi, menjadi PTN-BH.

Terkait program studi yang berbasis teknologi digital, apakah segera mendirikannya?

Selama ini, kita memang sering mendapat kritik. Bahkan, Presiden (Joko Widodo) sendiri sering mengatakan banyak program studi di universitas-universitas sudah obsolete, usang. Perubahan sangatlah pesat. Misalnya, marak aktivitas online trading dan online banking. Di program studi tradisional, bidang itu tidak ada, belum terwadahi.

Apa keunggulan Kalsel yang sekaligus menjadi unggulan ULM?

Kalsel bertopografi khas, lingkungan dominan lahan basah (wetland). Ini telah dijadikan pijakan keunggulan ULM dan mendasari visi ULM untuk menjadi universitas terkemuka bidang lingkungan lahan basah. Maka, aktivitas Tri Dharma, seperti penelitian, publikasi ilmiah, serta inovasi keilmuannya yang diwujudkan dalam bentuk paten diarahkan untuk mencapai keunggulan tersebut.

Lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, tidak jauh dari Kalsel. Apa keuntungannya?

Jarak Banjarmasin dan IKN kurang lebih 500 km. Kalau nanti akses jalan tol sudah bisa menghubungkan Kabupaten Tabalong (Kalsel) ke Kabupaten Penajam Paser Utara (Kaltim), jarak Tabalong-Penajam hanya 50 km. Kalsel sudah bertekad menjadi gerbang IKN sisi selatan. Kami berharap bisa menyumbang bagi pembangunan IKN, terutama pangan. Sebab, bahan pangan dan beras Kalteng dan Kaltim selama ini memang dipasok Kalsel.

Terkait kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), apa saja yang dilakukan ULM?

Kami menyambut baik program MBKM. Ini cara memperoleh SDM yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha, dan dunia industri sekarang. Artinya, PT tidak melahirkan pengangguran. Kalau mendidik orang, namun tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya, kan sama saja menciptakan pengangguran. Kebijakan MBKM sangat penting dan perlu diimplementasikan. Beberapa programnya telah kita lakukan seperti mengirimkan mahasiswa untuk belajar ke dunia kerja industri. ULM terus mendorong dan mengembangkan agar program Kampus Merdeka bisa berjalan semakin efektif.

Selama ini, ULM telah mendirikan unit Career Development Center. Unit ini didirikan untuk mengetahui dan mengevaluasi, apakah ilmu dari kampus sudah relevan dengan dunia kerja. Kami pun melakukan tracer study untuk mengetahui sejauh mana lulusan kami dapat diterima di dunia kerja. Lama mereka mendapat pekerjaan. Berapa jumlah penghasilan mereka, dan seterusnya. Sejauh ini, melalui program tracer study, kita mengetahui 70 persen lulusan ULM diterima di dunia kerja. Hal ini tentu sangat menggembirakan.

Bapak mendorong ULM agar terbuka seluas-luasnya kepada masyarakat. Apa dampaknya?

ULM mendapat apresiasi dari Komisi Informasi Pusat (KIP), terkait keterbukaan informasi. Kami memang mendorong keterbukaan informasi seluas-luasnya bagi masyarakat kerja sama berbagai media massa, terutama di Kalsel. Melalui pemberitaan yang baik media-media partner ini, masyarakat pun mendapat informasi tentang kiprah ULM. Semakin masyarakat mengetahui apa yang telah kita kerjakan, sebenarnya apresiasi masyarakat pun semakin tinggi. Ini dibuktikan dengan semakin tingginya minat masyarakat, terutama meningkatnya lulusan sekolah menengah untuk melanjutkan studi di ULM. Dari status institusi yang Menuju Informatif dari KIP, kami pun berusaha meningkatkan status ULM untuk menjadi informatif di masa datang.

Sedikit tentang proses pemilihan rektor. Sebenarnya bagaimana ceritanya Bapak terpilih, bahkan dua kali?

Ketika pemilihan pertama, saya mendapat dukungan suara dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Muhammad Nuh. Saya tidak mengerti alasannya. Namun saya menduga, mungkin karena saya lulusan S-2 dan S-3 dari luar negeri. Tampaknya poin ini penting dan dinilai berguna bagi visi internasionalisasi seperti sedang digagas ULM saat itu.

Program internasionalisasi apa saja yang sudah dilakukan?

Kami telah bekerja sama dengan beberapa universitas luar negeri. Tidak hanya Asean, juga dengan Korea Selatan, Australia, Tiongkok, dan Inggris. Dengan Universitas Cambridge, kini ULM sedang bekerja sama meningkatkan kompetensi bahasa Inggris para dosen dan mahasiswa. Hal ini penting dilakukan karena kami tidak bisa menghindarkan diri dari konteks global. Maka, kemampuan bahasa Inggris sangat diperlukan.

Dalam waktu dekat, kami akan mengirim dosen-dosen belajar bahasa Inggris. Saat ini, beberapa dosen sudah mengikuti pelatihan dengan native speaker. Kami juga akan mengirimkan para dekan untuk pelatihan leadership dan manajemen di Cambridge. Selain itu, program internasionalisasi ULM di Asean mengembangkan program "Southeast Asia Teacher Project". Program ini dikembangkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM. Ada pertukaran mahasiswa untuk belajar dan mengajar. Para dosen dan mahasiswa kami pun telah praktik mengajar di Filipina dan Thailand. Kami pun telah memfasilitasi para dosen dan mahasiswa mancanegara mengajar di Banjarmasin.

Setelah nanti tidak menjabat rektor lagi, sudah ada rencana?

Pada dasarnya saya ini dosen dengan tugas tambahan sebagai rektor. Saat nanti tidak lagi menjadi rektor, akan kembali ke tugas utama sebagai dosen. Saya akan fokus mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika, pada FKIP. Di samping itu, ada beberapa kegiatan lain. Kebetulan, saya Ketua Yayasan Pembina Matematika dan IPA (YPMIPA). Selama ini, saya memang cukup concern pada pendidikan matematika di Tanah Air, khususnya matematika untuk SD dan SMP. Selain bidang pendidikan matematika, sedikit pengetahuan saya dalam bidang statistika dan metodologi riset akan tetap saya kembangkan, dengan tetap mengajar mata kuliah bidang itu di kampus. Inilah kontribusi yang bisa saya lakukan bagi dunia pendidikan, setelah saya tidak lagi menjadi rektor nanti.

Riwayat Hidup*

Nama: Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc.

Tempat, tanggal lahir: Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 31 Maret 1966

Pendidikan:

  • Sarjana Pendidikan Matematika di ULM, Kalimantan Selatan (1990)
  • Magister Matematika di UGM, Yogyakarta (1996)
  • Magister Desain Sistem Pendidikan dan Pelatihan di University of Twente, Belanda (1999)
  • Doktor Pendidikan Matematika di University of Twente, Belanda (2002)

Karier:

  • Dosen sejak 1991
  • Tim Korektor Jurnal Kependidikan dan Kebudayaan Widya Karya (2004-sekarang)
  • Konsultan Dinas Pendidikan Kab. HSS (2004-2010)
  • Anggota Dewan Riset Daerah Provinsi Kalsel (2006-sekarang)
  • Pembantu Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama ULM (2010-2014)
  • Advisor Pengembangan SBI Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan (2010-sekarang)
  • Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia (2018-sekarang)
  • Rektor ULM (2014-2018, 2018-2022)

*BERBAGAI SUMBER/LITBANG KORAN JAKARTA/AND

Baca Juga: