Sektor energi terbarukan India tengah diperbicangkan usai diproyeksikan untuk menambah 35 hingga 40 gigawatt energi terbarukan setiap tahun hingga 2030 mendatang. Jumlah tersebut cukup untuk memberikan daya hingga 30 juta rumah lagi setiap tahun, menurut sebuah laporan.
Meskipun negara ini telah membuat langkah signifikan dalam energi bersih, para ahli mengatakan masih perlu ada beberapa faktor yang perlu diperbaiki.
"Kebijakan energi terbarukan yang ambisius, India belum menghentikan jalur pipa batubara negara itu," ujar Nandini Das, seorang ekonom iklim dan energi di lembaga pemikir yang berbasis di Berlin, Climate Analytics.
Nandini menyebut harus ada rencana menghentikan terjadwal dari kapasitas batubara yang ada dan subsisi bahan bakar fosil saat ini di India harus diubah. Ini untuk memberi sinyal kuat bahwa India bergerak menuju energi bersih.
Tetapi mematikan batu bara dan bergerak menuju energi yang lebih hijau membutuhkan pembiayaan. Perkiraan terbaru mengatakan India akan membutuhkan sekitar $223 miliar investasi untuk memenuhi tujuan energi 2030.
Pengamat lama transisi energi bersih India menunjukkan energi surya atap juga kurang lantaran negara ini hanya memiliki 7,5 gigawatt surya atap yang dipasang dari 40 gigawatt yang direncanakan pada akhir tahun.
"Tantangannya adalah bahwa negara bagian yang berbeda memiliki kebijakan solar atap yang berbeda. Kami tidak memiliki kebijakan nasional holistik untuk segmen ini," kata Aditya Lolla dari lembaga pemikir lingkungan yang berbasis di London, Ember.
Lolla menambahkan, proyek energi terbarukan lainnya juga perlu digenjot.
"Kami benar-benar perlu meningkatkan tingkat pembangunan. Tahun ini kami memasang rata-rata 1,7 gigawatt setiap bulan dan kami harus mencapai 3,7 gigawatt," tuturnya.
"Kami dapat melakukan banyak hal untuk meningkatkan itu, hal terpenting yang perlu terjadi dan ini harus segera terjadi," lanjutnya.