TANGERANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam menyusul peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di daerah itu.

"Dengan adanya peringatan dini dari BMKG terkait cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, kita (BPBD) sudah siap siaga, terutama kami fokus mengawasi daerah pesisir pantai," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Kamis (29/12).

Ia mengatakan dalam kesiapsiagaan menghadapi terjadinya bencana, BPBD telah menyiapkan 200 orang personel yang tersebar di posko-posko kedaruratan di setiap wilayah.

Selain itu, lanjut dia, BPBD menyiapkan sejumlah peralatan pendukung, seperti perahu karet, mesin penyedot air, tenda kedaruratan dan lain sebagainya. "Tentu personel kita siagakan di 11 pos, termasuk di Mako. Begitu juga peralatan pendukung dalam penanganan kebencanaan," katanya.

Ujat menyebutkan untuk Kabupaten Tangerang tercatat ada beberapa wilayah yang rawan terjadinya bencana alam, seperti banjir dan longsor. Adapun wilayah rawan banjir ada di Kecamatan Cisoka, Tigaraksa, Pasarkemis, Kelapa Dua, Teluk Naga, dan Pakuhaji.

Sementara kejadian bencana longsor sering terjadi di Tanjung Buring, Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Legok, Solear dan Panongan.

Sementara itu, Dinas Sosial Kota Tangerang, Banten melalui Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) menyiapkan 141 orang personel dalam penanganan pengungsi terkait kesiapsiagaan cuaca ekstrem.

"Persiapan yang dilakukan adalah ketersediaan logistik yang diperlukan bila terjadi bencana serta melakukan piket siaga banjir dari pasukan Tagana sebanyak 20 orang per hari," kata Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Mulyani di Tangerang, Kamis.

Baca Juga: