Pelaksanaan ibadah haji tahun 2024 ini harus lebih baik daripada tahun sebelumnya. Terlebih, tahun ini jumlah kuotanya merupakan yang terbanyak sepanjang penyelenggaraan haji. Perhatian secara khusus harus diberikan karena jumlah jemaah lansia juga cukup besar.

Pelaksanaan ibadah haji 1445 Hijriah/2024 Masehi tahun ini butuh perhatian khusus.

Jumlah kuota tahun ini yaitu sebanyak 241.000 jemaah merupakan terbanyak sepanjang penyelenggaraan haji.

Selain itu, jemaah kategori lanjut usia (lansia) juga memerlukan perhatian khusus sebab jumlahnya sekitar 45 ribu jemaah atau 21 persen dari total kuota jemaah haji Indonesia.

Pelaksanaan ibadah haji 2024 juga harus lebih baik dari tahun sebelumnya.

Adapun pada tahun 2023, sempat terjadi tragedi Muzdalifah.

Saat itu, ribuan jemaah berjam-jam di bawah terik matahari sehingga menyebabkan sejumlah jemaah meninggal.

Pemerintah juga harus terus berinovasi dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Apalagi pada tahun ini, pemerintah Arab Saudi juga mengeluarkan berbagai kebijakan baru.

Tidak hanya itu, muncul juga isu adanya pihak-pihak yang menyediakan pelaksanaan ibadah haji tanpa menggunakan visa khusus haji.

Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah haji 2024 dan isu-isu terkait, wartawan Koran Jakarta, Muhamad Ma'rup, mewawancarai Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Prof.

Hilman Latief, MA, PhD, dalam beberapa kesempatan.

Berikut petikan wawancaranya.

Bisa dijelaskan gambaran umum terkait pelaksanaan ibadah haji 2024 saat ini?

Kuota jemaah haji saat ini sebanyak 241 ribu jemaah.

Kuota awal sebanyak 221.000, lalu kita mendapatkan tambahan kuota sebanyak 20.000.

Ini terdiri dari 213.320 kuota jemaah haji reguler dan kuota jemaah haji khusus sebanyak 27.680.

Kuota jemaah haji khusus juga mencakup 2.153 kuota petugas haji khusus.

Tambahan kuota 20.000 dari kuota awal 221.000 menjadi 241 ribu jemaah, tentunya memerlukan skenario khusus yang harus dipersiapkan dengan baik.

Di tengah tidak adanya penambahan space untuk mabit saat puncak haji nanti.

Mulai tanggal 12 Mei telah diberangkatkan kelompok terbang (kloter) pertama melalui 10 embarkasi.

Ada 22 kloter dengan total 8.657 jemaah yang terbang ke Madinah.

Sampai 19 Mei 2024 telah diberangkatkan 152 kloter dengan jumlah jemaah sebanyak 59.043 jemaah haji.

Untuk penerbangan, yang menjadi pelaksanaanya yaitu Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.

Total jumlah kloter sebanyak 554.

294 kloter atau 109.072 jemaah berangkat menggunakan Garuda Indonesia dan 260 kloter atau 106.993 jemaah berangkat menggunakan Saudia Airlines.

Untuk akomodasi jemaah haji saat ini seperti apa?

Di Makkah, jumlah hotel ada 169 dengan kapasitas 218.647 yang tersebar di lima wilayah, yaitu Syisyah, Jarwal, Raudhah, Misfalah, dan Rei Bakhs.

Sementara itu, lokasi Mahbas Jin tidak digunakan tahun ini karena pertimbangan kenyamanan dan keselamatan jemaah karena berada di rute internasional di mana akses penyeberangan yang rawan kecelakaan membutuhkan petugas lebih banyak untuk menjaga penyeberangan.

Di wilayah tersebut, kami tidak diperbolehkan menyewa sendiri bus shalawat dan jemaah harus berebut dengan jemaah internasional lain.

Untuk itu kita pindahkan.

Di Madinah, jumlah hotel yaitu 104 dengan kapasitas 216.232 jemaah.

Jumlah wilayahnya yaitu Markaziyah, meliputi Samaliyah, Gharbiyah, dan Janubiyah.

Tahun lalu terjadi tragedi Muzdalifah.

Bagaimana respons pemerintah agar kejadian tersebut tidak terulang?

Sebagai gambaran, area Muzdalifah untuk jemaah haji Indonesia seluas 82.350 m.

Pada 2023 ditempati oleh jemaah haji Indonesia sebanyak 183.000 atau 61 maktab, dengan space 0,45 m tiap jemaah.

Dengan adanya kuota tambahan sebanyak 10.000 jemaah tanpa tambahan area, setiap jemaah mendapatkan 0,43 m.

Jadi, sebanyak 27.000 jemaah sembilan maktab ditempatkan di Mina Jadid pada tahun 2023.

Pada 2024, Mina Jadid tidak ditempati jemaah haji Indonesia.

Dengan demikian, jika seluruh jemaah haji Indonesia akan menempati seluruh area muzdalifah maka setiap jemaah akan mendapatkan space 0,38 pm.

Apakah ada pergerakan khusus bagi jemaah untuk mengantisipasi kejadian tahun lalu tidak terulang?

Antisipasi kepadatan dan keterlambatan pergerakan jemaah haji, evaluasi pada 2023 dan sempitnya area Muzdalifah, perlu disiapkan skema pergerakan jemaah langsung dari Arafah menuju Mina.

Ada beberapa skema pilihan untuk mengurai kepadatan Muzdalifah dan Mina, antara lain skema pergerakan jemaah haji di lokasi tersebut berbasis waktu dan maktab.

Jadi, mereka tidak berhenti di Muzdalifah.

Skema yang sudah kami siapkan, maktab 57 sampai dengan 73 dengan jumlah jemaah sebanyak 49.820 jemaah disiapkan untuk mengikuti pergerakan Arafah- Muzdalifah, Mina jadi tidak turun di Muzdalifah.

Pemilihan maktab 57-73 karena lokasi maktab tersebut berada di ujung area Mina sehingga tidak mengganggu pergerakan jemaah lainnya.

Pergerakan jemaah yang sudah disetujui oleh pemerintah Arab Saudi pergerakan berbasis waktu dan maktab.

Jadi kalau satu maktab harus bergerak semua, tidak boleh ada yang tersisa.

Satu maktab kirakira 3.000 orang.

Apakah ada skema lain yang disiapkan?

Kami juga menyiapkan pergerakan berbasis waktu sebagai skenario tambahan dan antisipasi.

Pergerakan berbasis waktu, jemaah dari Arafah, Muzdalifah sebelum jam 23.00 WAS akan mabit di Muzdalifah.

Jemaah dari Arafah setelah jam 23.00 tidak berhenti di Muzdalifah, langsung ke tenda Mina tanpa mempertimbangkan maktab.

Skema alternatif ini masih dikomunikasikan dengan pemerintah Arab Saudi.

Pemerintah Arab Saudi tahun ini menggunakan smart card untuk jemaah.

Bagaimana teknis penggunaannya?

Jadi, untuk pertama kali pemerintah Arab Saudi mengeluarkan smart card.

Ini yang akan menjadi identitas jemaah haji.

Semua jemaah haji yang masuk kuota atau yang resmi visa haji menggunakan smart card.

Dari smart card ini ada QR Code dan begitu di-scan bisa langsung dideteksi data jemaah yang detail.

Smart card ini yang akan digunakan oleh jemaah ketika bergeser dari Makkah menuju Arafah.

Mereka naik bus, begitu masuk langsung di-shield dan tidak boleh dia naik atau turun sebelum tiba di lokasi.

Apabila jemaah kedapatan tak memiliki visa maupun smart card, dia akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar 10 ribu riyal, serta dideportasi keluar dari Saudi sehingga tidak boleh datang ke Tanah Suci selama 10 tahun.

Kami pesankan bagi jemaah yang sudah menerima smart card, harap dijaga, jangan sampai hilang dan tercecer.

Sebab, smart card tersebut dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi, kita tidak punya pengganti.

Apakah smart card ini untuk mengantisipasi juga adanya jemaah yang menggunakan visa ilegal?

Ya.

Ini untuk mengantisipasi adanya over capacity, ilegal, atau visa-visa selain haji.

Arab Saudi baru tahun ini juga sudah memiliki fatwa bahwa orang tidak menggunakan visa haji dianggap tidak sah karena potensi mengganggu kenyamanan dan keamanan atau safety dari jemaah lain.

Sebagai gambaran, kuota Indonesia 229.000 tahun lalu, tapi jemaah Indonesia yang haji tahun lalu sebanyak 240.900 orang.

Jadi terjadi over capacity di berbagai tempat dan banyak yang menggunakan visa-visa selain haji.

Bagaimana respons pemerintah terkait adanya isu penggunaan visa ilegal tersebut?

Setelah berdialog dengan Kementerian Haji dan dan Umrah Arab Saudi dan berbagai pihak, kami menegaskan lagi bahwa untuk keberangkatan haji harus menggunakan visa haji.

Arab Saudi menyampaikan kepada kami terkait potensi penyalahgunaan penggunaan visa non-haji pada haji 2024, itu betul-betul akan dilaksanakan secara ketat dan akan ada pemeriksaan yang intensif dari otoritas Arab Saudi.

Antrean haji saat ini memang sangat panjang seiring tingginya antusiasme masyarakat Indonesia untuk beribadah haji.

Namun, masyarakat juga harus lebih cermat terhadap setiap informasi yang menawarkan berangkat haji tanpa antrean.

Sudah banyak yang tertipu dengan iming-iming bisa berangkat haji tanpa antre atau haji langsung berangkat.

Penawaran semacam ini makin masif diiklankan di media sosial.

Apalagi Arab Saudi juga sudah menegaskan bahwa pihaknya akan menerapkan kebijakan-kebijakan baru yang lebih komprehensif pada haji 2024, baik dari segi kesehatan, visa, dokumen, dan lainnya.

Akan ada banyak pemeriksaan di berbagai tempat.

Diimbau kepada masyarakat untuk tidak tergiur dengan tawaran keberangkatan haji tanpa antre yang menawarkan visa selain visa haji.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengajak Kemenag bekerja sama lebih erat, detail, dan komprehensif untuk menjaga jangan sampai ada korban jemaah yang dirugikan.

Ini sekali lagi saya mengingatkan agar tidak banyak anggota masyarakat yang tertipu atau terkena masalah.

Tema ibadah haji tahun ini sama dengan 2023 yaitu Haji Ramah Lansia.

Kira-kira apa saja hal-hal baru saat ini?

Haji Ramah Lansia pada aspek layanan sudah cukup baik.

Ini berkaca dari penyelenggaraan haji 2023.

Meski demikian, kualitas Haji Ramah Lansia tahun ini dapat ditingkatkan, terutama pada aspek program dan mitigasi risikonya.

Haji Ramah Lansia menjadi perhatian dari pemerintah seiring dengan proyeksi masa depan jemaah haji yang lansianya akan terus bertambah.

Ini luar biasa.

Baru setahun diterapkan dan direspons dengan baik.

Ini menjadi catatan dari Menteri Agama untuk bisa terus dikembangkan.

Ada sembilan ikhtiar yang dilakukan Kemenag untuk mewujudkan Haji Ramah Lansia di 2023, yaitu: 1) pelibatan ahli geriatri dalam menyusun pedoman; 2) menyusun buku pedoman Manasik Haji Ramah Lansia; 3) menyiapkan sarana transportasi (bus shalawat) ramah lansia; 4) menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jemaah lansia di hotel; 5) mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi; 6) menggelar bimbingan teknis bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia; 7) mengedukasi jemaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji; 8) melibatkan jemaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jemaah lansia; dan 9) menjalin sinergi lintas pihak dalam penyediaan kursi roda.

Tahun ini, Kemenag meluncurkan senam haji.

Bisa dijelaskan hal-hal apa saja yang melatarbelakanginya?

Untuk pertama kalinya pada musim haji, Kemenag melaksanakan senam haji dan dilaksanakan secara massal.

Launching ini merupakan rangkaian panjang dari istitha'ah haji.

Istitha'ah merupakan hal yang harus terus didorong agar pelaksanaan haji berjalan baik dan jemaah dalam keadaan sehat serta fisik yang prima.

Senam haji ini dirumuskan tim Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Perdosri) dengan gerakan low impact.

Perdokhi sudah mengatur sedemikian rupa, bisa diterapkan di rumah hingga saat perjalanan di pesawat ke tanah suci.

Jenis senamnya low impact, bukan aerobik, yang menguras tenaga.

Meski low impact, gerakan senam haji diharapkan mampu menjadi bekal jemaah sebelum berangkat agar kondisi saat melaksanakan haji secara sempurna.

Senam ini juga dapat dilakukan jemaah selama berada di Tanah Suci.

Senam haji ini merupakan gerakan yang sederhana, diciptakan oleh para pakar senam sehat yang profesional pada bidangnya.

Semoga ini menjadi ikhtiar dan langkah baik bagi semua dalam penyelenggaraan haji 1445 H/ 2024 M.

Tahun ini, pemerintah menyediakan layanan fast track.

Bagaimana teknisnya?

Dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M sebanyak 128.450 jemaah haji reguler atau sekitar 60,21 persen merasakan layanan fast track di tiga bandara.

Selain embarkasi Jakarta, layanan fast track juga bisa dirasakan jemaah yang berangkat dari embarkasi Solo dan Surabaya.

Fast track ini mempercepat proses imigrasi di Arab Saudi sehingga jemaah bisa segera ke hotel dan beristirahat setibanya di Madinah atau Jeddah.

Semoga ke depan bisa dirasakan seluruh jemaah haji Indonesia.

Terakhir, ada yang ingin disampaikan terkait pelaksanaan ibadah haji ini?

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk memanfaatkan ekosistem ekonomi haji dan umrah.

Penguatan ekosistem haji dan umrah serta dampaknya kepada masyarakat harus menjadi potensi ekonomi yang perlu dicermati di balik umat Muslim Indonesia melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Sekitar 65 triliun lebih biaya yang dikeluarkan masyarakat Muslim Indonesia setiap tahun untuk melaksanakan ibadah haji dan berdoa di Tanah Suci.

Potensi ini secara ekonomi harus kita cermati untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Ibadah haji dan umrah itu menghadirkan manfaat akhirat yakni spiritual, silaturahmi, dan persaudaraan.

Sementara manfaat di dunia adalah memberi manfaat ekonomis atau profit serta sosial kemasyarakatan.

Riwayat Hidup*

Nama Lengkap: Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D.

Tempat/Tanggal Lahir: Tasikmalaya, Jawa Barat, 12 September 1975

Pendidikan:

  • Jurusan Tafsir Hadis di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1999)
  • S2 Center for Religious and Cross Cultural Studies di Universitas Gadjah Mada (2003)
  • S2 Studi Islam dan Perbandingan Agama di Western Michigan University, Amerika Serikat (2005)
  • Philosophy of Doctor di Utrecht University, Belanda (2012)

Karier:

  • Kepala Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2013-2017)
  • Ketua Badan Pengurus Lazismu, Muhammadiyah( 2016-sekarang)
  • Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK di UMY (2017-2021)
  • Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (2021-sekarang)

Penghargaan:

  • Alumni Achivement Award dari Western Michigan University (2014)

*berbagai sumber/koran jakarta/and

Baca Juga: