KABUL - Kelompok Taliban merangsek jauh ke Panjshir,provinsi terakhiryang dikuasai kelompok perlawanan, Minggu (5/9). Itu terjadi ketika petinggi militer Amerika Serikat (AS) memperingatkan Afghanistan akan menghadapi perang saudara yang lebih luas, dan akan menjadi lahan subur bagi kebangkitan terorisme.

Menyusul kekalahan cepat tentara Afghanistan bulan lalu, dan perayaan ketika pasukan AS terakhir terbang keluar setelah 20 tahun perang, Taliban berusaha untuk menghancurkan pasukan perlawanan yang mempertahankanLembah Panjshir yang merupakanwilayah bergunung-gunung.

Taliban, yang memasuki Kabul tiga minggu lalu dengan kecepatan yang menurut para analis mungkin mengejutkan, bahkan kelompok Islam garis keras itu sendiri, belum membentuk pemerintahan baru mereka.

TetapiKetua Badan Staf GabunganAS,Jenderal Mark Milley mempertanyakan apakah mereka dapat mengkonsolidasikan kekuatan ketika beralih dari bentuk gerilya ke pemerintah.

"Saya pikir setidaknya ada kemungkinan yang sangat baik dari perang saudara yang lebih luas," kata Milley dalam penilaian yang suram.

"Itu kemudian pada gilirannya akan mengarah pada kondisi yang pada kenyataannya dapat mengarah pada pembentukan kembali Al-Qaeda atau pertumbuhan ISIS (kelompok Negara Islam)," katanya kepada Fox News, Sabtu (4/9).

Para penguasa baru Afghanistan telah berjanji untuk lebih akomodatif daripada saat mereka berkuasa sebelumnya, yang juga terjadi setelah bertahun-tahun invasi Soviet 1979, dan kemudian perang saudara berdarah.

Mereka telah menjanjikan pemerintahan yang lebih "inklusif" yang mewakili susunan etnis Afghanistan yang kompleks, meskipun perempuan tidak mungkin menjadi pejabat tinggi.

Tetapi hanya sedikit orang di Panjshir, sebuah lembah terjal di utara Kabul yang bertahan selama hampir satu dekade melawan pendudukan Uni Soviet dan juga pemerintahan pertama Taliban dari 1996-2001, yang memercayai janji mereka.

Pejabat Taliban, Bilal Karimi pada Minggu melaporkan bentrokan hebat di Panjshir, dan sementara para pejuang perlawanan bersikeras bahwa mereka telah menahan kelompok Islam itu, para analis memperingatkan bahwa mereka sedang berjuang.

Badan bantuanItalia,Emergencymengatakan, pasukan Taliban telah mencapai desa Panjshir di Anabah, di mana mereka menjalankan pusat operasi bedah.

"Banyak orang telah melarikan diri dari desa-desa setempat dalam beberapa hari terakhir," kata Emergency dalam sebuah pernyataan Sabtu, menambahkan bahwa pihaknya terus memberikan layanan medis dan merawat "sejumlah kecil yang terluka".

Anabah terletak sekitar 25 kilometer sebelah utara lembah yang memanjang 115 kilometer, tetapi laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa Talibanjugatelah merebut daerah lain.

Redaktur Pelaksana Long War Journal yang berbasis di AS,Bill Roggio,mengatakan bahwa sementara masih ada "kabut perang" dengan laporan yang belum dikonfirmasi bahwa Taliban telah merebut beberapa distrik, "tampaknya kondisi itu buruk". Kedua belah pihak mengklaim telah menimbulkan kerugian besar di pihak lain.

"Tentara Taliban telah diperkuat dengan perang 20 tahun, dan jangan salah, Taliban melatih tentara," cuit Roggio di Twitter lada Minggu, menambahkan bahwa "kemungkinannya panjang" untuk perang Panjshir.

"Tentara Taliban disuntik dengan sejumlah besar senjata dan amunisi setelah penarikan AS dan runtuhnya ANA (Tentara Nasional Afghanistan)," tambahnya.

Mantan wakil presiden Amrullah Saleh, yang bersembunyi di Panjshir bersama Ahmad Massoud, putra komandan legendaris anti-Taliban, Ahmad Shah Massoud, memperingatkan situasi yang suram.

"Krisis kemanusiaan skala besar, dengan ribuan tergusur oleh serangan Taliban," kataSaleh dalam sebuah pernyataan.

Lembah Panjshir, dikelilingi oleh puncak-puncak bergerigi yang tertutup salju, menawarkan keunggulan pertahanan alami, dengan para pejuang meluncurkan serangan penyergapan dari puncak tinggi ke bagian bawah lembah.

AS menginvasi Afghanistan dan menggulingkan rezim Taliban pertama pada 2001 setelah serangan 9/11 oleh Al-Qaeda, yang telah berlindung di negara itu. Kini pemerintah Barat khawatir Afghanistan bisa kembali menjadi surga bagi para ekstremis yang bertekad menyerang mereka.

Washington mengatakan akan mempertahankan kemampuan "melampaui cakrawala" untuk menyerang setiap ancaman terhadap keamanannya di Afghanistan. Sementara itu, komunitas internasional mulai berdamai untuk berurusan dengan rezim baru Taliban, dengan diplomasi yang membingungkan.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken padaSenindijadwalkan datang ke Qatar, pemain kunci dalam kisah Afghanistan dan lokasi kantor politik Taliban, meskipun ia diperkirakan tidak akan bertemu dengan para militan.

Dia kemudian akan melakukan perjalanan ke Jerman untuk memimpin pertemuan virtual 20 negara tentang Afghanistan, bersama Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi tentang Afghanistan di Jenewa pada 13 September, untuk fokus pada bantuan kemanusiaan bagi negara tersebut.

Baca Juga: