KABUL - Laporan rahasia soal potensi ancaman PBB mengatakan, Taliban melakukan pencarian dari rumah ke rumah untuk menemukan orang-orang yang telah bekerja sama dengan pasukan Amerika Serikat (AS) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ini memperdalam kekhawatiran penguasa baru Afghanistan merencanakan balas dendam.

Setelah mengusir pasukan pemerintah dan mengambil alih Kabul pada Minggu (15/8) untuk mengakhiri perang selama 20 tahun, kelompok itu berulang kali menjanjikan amnesti penuh sebagai bagian dari pencitraan yang dibuat dengan baik.

Kaum perempuan diyakinkan hak-hak mereka akan dihormati, dan Taliban akan "berbeda secara positif" dari pemerintahan brutal mereka pada 1996-2001. Tetapi dengan ribuan orang masih berusaha melarikan diri dari Ibu Kota menggunakan penerbangan evakuasi, laporan intelijen untuk PBB mengonfirmasi kekhawatiran banyak orang.

"Taliban telah melakukan kunjungan dari pintu ke pintu yang ditargetkan kepada orang-orang yang bekerja dengan pasukan AS dan NATO," kata dokumen PBB tersebut, yang dilihat oleh kantor berita AFP.

Hukum Syariah

Laporan yang ditulis Pusat Analisis Global Norwegia mengatakan para pejuang kelompok itu juga menyaring orang-orang dalam perjalanan ke Bandara Kabul. "Mereka menargetkan keluarga dari mereka yang menolak untuk menyerahkan diri, dan menuntut serta menghukum keluarga mereka sesuai dengan hukum syariah," kata Direktur Eksekutif Pusat Analisis Global Norwegia, Christian Nellemann, kepada AFP, Jumat (20/8).

"Kami perkirakan kedua individu yang sebelumnya bekerja dengan pasukan NATO, AS, dan sekutu mereka, bersama dengan anggota keluarga mereka akan mengalami penyiksaan dan eksekusi," tambahnya.

Taliban membantah tuduhan semacam itu di masa lalu, dan telah beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang mengatakan jika para pejuang dilarang memasuki kediaman pribadi.

Baca Juga: