Dalam kehidupan pastinya setiap individu akan mengalami masalah dalam hidupnya, mulai dari permasalahan yang kecil hingga permasalahan serius. Saat menghadapi bahaya biasanya tubuh kita akan secara reflek menghindari hal tersebut, begitu juga dengan jiwa kita yang akan melakukan pertahanan terhadap konflik yang terjadi. Pertahanan diri secara naluriah dilakukan untuk menghindari situasi yang menurutnya negatif. Dalam prosesnya pertahanan diri setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi masalah. Hal ini diungkapkap oleh ahli Psikologi yaitu Sigmund Freud dan Anna Freud, berikut berberapa jenis pertahanan diri yang seringkali ditemui.

1. Penyangkalan / Penolakan

Hal pertama yang seringkali dilakukan seseorang saat menghadapi situasi yang buruk bagi mereka adalah penyangkalan ataupun penolakan. Ini sering dilakukan atas responnya tidak menerima kenyataan yang dihadapkan pada mereka. Saat melakukan suatu kesalahan banyak orang yang terlebih dulu menyangkal daripada mengakui kesalahan.

2. Represi

Represi adalah bentuk pertahanan diri dengan memilih melupakan konflik yang terjadi. Bentuk pertahanan ini sama halnya dengan membongongi diri sendiri, contohnya saat seseorang yang dicintai telah meninggal. Saat represi menjadi bentuk pertahanan dirinya maka ia akan berperilaku seakan-akan orang tersebut masih hidup dengan melupakan fakta sebenanrnya.

3. Regresi

Pertahanan ini biasanya bentuk kemunduran sikap psikologis berlaku seperti anak-anak. Contohnya saat menghadapi situasi sulit hal yang dilakukan menangis atau memilih meringkuk seharian di atas tempat tidur dengan memeluk boneka.

4. Proyeksi

Untuk menghindari kenyataan buruk seseorang akan memproyeksikan perasaannya terhadap orang lain. Misalnya saat seseorang tidak menyukai rekan kerjanya, namun ia harus bekerja bersama pada momen ini ia akan menganggap bahwa rekannya tersebut yang tidak menyukai dirinya.

5. Rasionalisasi

Berpikiran yang rasional termasuk salah satu bentuk pertahanan diri yang kerap dilakukan. Misalnya saat ditegur atasan karena terlambat mengerjakan pekerjaan di masa Pandemi, seseorang akan beralasan bahwa di masa Pandemi semua ruang publik terbatas sehingga kurangnya data-data yang diperlukan.

6. Sublimasi

Sublimasi terjadi saat seseorang melampiaskan emosi negatif pada hal-hal yang positif. Misalnya, baru saja bertengkar hebat dengan pasangan untuk melampiaskan amarah dan kekesalan, kamu memilih untuk membersihkan rumah sebagai pelepasan emosi.

7. Pengalihan

Berbeda dengan sebelumnya pengalihan adalah melampiaskan pada hal-hal yang negatif. Contohnya saat Anda gagal memenuhi target kerja, saat akan pulang ke rumah membawa kekecewaan tersebut dan jadi bertindak kasar dengan membanting pintu, atau memarahi anggota keluarga di rumah.

Baca Juga: