JAKARTA - Indonesia mendapat tekanan dari sana-sini, banyak negara-negara besar seperti Amerika dan Eropa agar Presiden Rusia Vladimir Putin tidak diundang dalam forum G20 tahu ini dan agar Rusia dikeluarkan dari forum itu menyusul invasi ke Ukraina.

Namun, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, menegaskan bahwa Indonesia sebagai ketua G20 tahun ini tidak memihak. Dalam jumpa pers pada Kamis (24/03), Indonesia dengan berani menegaskan sikap netral.

"Sebagai presidensi tentunya dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah mengundang semua anggota G20," kata Duta Besar RI sekaligus Staf Khusus Program Prioritas Kemenlu dan Co-Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani dikutip dari BBC Indonesia.

Ditambahkan, Indonesia dalam mengetuai berbagai konferensi suatu forum dan organisasi berpegang pada aturan yang berlaku, dan tidak terkecuali di G20.

"Oleh karena itu memang kewajiban untuk presiden G20 untuk mengundang semua anggotanya," katanya.

KTT G20, lanjutnya, akan dipusatkan pada pemulihan ekonomi global yang menjadi prioritas penduduk dunia saat ini.

Penegasan ini dikeluarkan sesudah muncul konfirmasi bahwa Rusia telah menerima undangan dari Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 di Bali November mendatang dan Presiden Vladimir Putin ingin menghadirinya, sebagaimana diungkap duta besar Rusia di Jakarta.

Baca Juga: