Dari sekian banyak struktur sesar yang berkembang, Jawa Barat dilewati oleh enam sesar struktur regional yang masih aktif hingga saat ini.

Keenam sesar itu pun tercatat berkontribusi dalam sejumlah gempa tektonik yang pernah melanda Jawa Barat dan sekitarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mencatat 28 dari 60 kejadian gempa bumi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya pada Juni 2022, disebabkan aktivitas sesar.

Baru-baru ini, BMKG menduga gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11) dan menewaskan 162 korban jiwa, dipicu karena aktivitas sesar Cimandiri, salah satu sesar aktif tertua di Jawa Barat.

Sesar sendiri merupakan suatu rekahan pada batuan di mana bagian yang dipisahkan oleh rekahan akan bergerak kepada satu sama lain. Pada umumnya, sesar terbentuk akibat adanya gaya pada batuan sehingga batuan tidak mampu lagi menahannya.

Walaupun seluruh sesar tersebut berperan dalam sejarah tektonik di Jawa Barat, namun hingga saat ini penjelasan mengenai mekanisme pembentukan struktur sesarnya masih belum jelas.

Berikut keenam sesar aktif yang terdapat di wilayah Jawa Barat menurut Kajian Seismisitas BMKG Stasiun Geofisika Bandung:

1. Sesar Cimandiri

Dalam Kajian Seismisitas Juni 2022, BMKG Stasiun Geofisika Bandung menyebut sesar Cimandiri sebagai sesar paling tua, yang membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu memanjang ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat - Rajamandala, Gunung Tangkuban Perahu - Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang. Jalur Sesar Cimandiri di segmen Rajamandala, berarah timur laut - barat daya.

Melansir, jurnal Tektonik Sesar Cimandiri, Provinsi Jawa Barat, sesar Cimandiri terbentuk selama berlangsungnya orogenesa tahap dua, tepatnya pada waktu Akhir Eosen Tengah. Sampai saat ini, sesar Cimandiri masih terus aktif hingga menyebabkan terbentuknya tinggian purba antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri.

Aktivitas sesar ini ditunjukkan dengan terjadinya gempa bumi yang cukup signifikan yaitu tahun pada 1910 di Padalarang, tahun 1982 di Cianjur, Rajamandala, dan tahun 1844 di wilayah Cianjur. Pasa Juni 2022, aktivitas sesar Cimandiri telah menyebabkan 16 gempa bumi di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

2. Sesar Baribis

Sesar Baribis merupakan sesar utama di utara Jawa Barat. Dari hasil penafsiran foto udara dan citra land-sat, diketahui di bagian utara dijumpai adanya kelurusan regional yang arahnya barat laut tenggara.

Arah kelurusan ini selanjutnya menerus ke arah tenggara. Di daerah Kadipaten, yaitu tepatnya di Desa Baribis, ditemukan sejumlah bidang sesar dan struktur sesar minor yang memotong tubuh batu-gamping. Gempa bumi yang cukup signifikan yang bersumber dari sesar ini adalah gempa bumi tahun 1862 di Karawang.

3. Sesar Lembang

Sesar Lembang yang letaknya di utara Bandung, membentang sepanjang kurang lebih 30 kilometer dengan arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar mendatar atau strike slip dengan sedikit komponen vertikal.

Gawir sesar ini dapat diamati dengan baik di daerah Cibodas, tepatnya sekitar 3 kilometer ke arah timur dari Maribaya. Di lokasi ini tampak jelas bahwa gawir sesar Lembang terdiri atas beberapa bidang yang menangga.

Walupun gawir sesarnya berkembang baik namun tidak ditemukan adanya jejak-jejak pergeseran berupa cermin sesar. Salah satu bukti adanya jalur sesar di lokasi ini adalah berkembangnya struktur kekar pada batuan beku andesitik dengan intensitas yang sangat tinggi.

Aktivitas sesar Lembang pernah memicu gempa bumi berkekuatan magnitudo 3.3 pada tahun 28 Agustus 2011 yang merusak 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

Aktivitas kegempaan terbaru yang tercatat pada sesar Lembang terjadi pada tanggal 13 Desember 2021 dengan kekuatan magnitudo 2.5.

4. Sesar Citarik

Sesar ini membentang membelah Jawa Barat dari selatan sampai utara, mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu, antara Gunung Salak - Pangrango, Bogor, Jonggol dan berujung di Bekasi.

5. Sesar Garut Selatan (Garsela)

Sesar ini membentang dari barat daya-timur laut wilayah Garut yang terdiri dari dua segmen. Sesar Garsela juga merupakan sesar aktif yang dibuktikan dengan serangkaian gempa, salah satunya pada tahun 2015.

Kala itu, sesar Garsela menimbulkan ratusan gempa bumi. Walaupun kekuatan gempa yang dihasilkan tergolong sangat kecil, tetapi itu menjadi bukti bahwa sesar Garsela merupakan sesar yang aktif.

Salah satu gempa merusak yang diakibatkan aktivitas sesar ini terjadi pada tanggal 18 Juli 2017 dengan magnitudo 3.7. Gempa saat itu menimbulkan kerusakan di sekitar wilayah Kamojang, Garut.

6. Sesar Cipamingkis

Sesar ini berada di wilayah Sukabumi bagian timur, yang berarah barat daya - timur laut. Sesar ini juga merupakan sesar aktif, yang dibuktikan dengan aktivitasnya pada tahun 2018 yang menyebabkan puluhan gempa bumi berkekuatan sangat kecil, yang hanya tercatat oleh seismograf.

Baca Juga: