Industri jasa keuangan seperti bank, saat ini sudah terbuka dan persaingan tidak hanya dalam satu negara, tapi dengan negara lain.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan perbankan nasional harus terus berinovasi dan mengikuti perubahan agar tidak terlindas dan mati di era persaingan yang ketat saat ini.

"Kita sendiri tidak berubah, tidak mengikuti perubahan, ya kita akan mati pelan-pelan. Kita lihat, dunia keuangan, dunia perbankan mengalami itu," kata Presiden di depan para pimpinan bank umum Indonesia yang berkumpul di Istana Negara Jakarta, Kamis (15/3).

Jokowi mengatakan industri jasa keuangan saat ini sepenuhnya terbuka dan persaingan tidak hanya dalam satu negara, tapi dengan negara lain, "Orang bisa ambil kredit, buka tabungan di mana saja. Misalnya orang terbang ke Singapura hanya satu jam lebih sedikit, dan orang buka rekening sangat mudah, pinjam sangat gampang. Karena itu, kita tidak punya pilihan, ke depan tidak punya pilihan, kita harus terbuka," kata Jokowi.

Presiden juga mengungkapkan persaingan dengan bank asing tidak bisa dicegah, baik yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri. Presiden juga mengingatkan bahwa persaingan tidak hanya dari perbankan saja, tapi dengan lembaga keuangan lain juga akan terjadi.

Kepala Negara mencontohkan perusahaan dari Tiongkok, Alibaba, pada 2013 lalu meluncurkan produk tabungan Yu'E Bao. "Saat itu, bank-bank konvensional di Tiongkok tenangtenang saja, tapi dalam waktu empat tahun, yang namanya Yu'E Bao ini melejit menjadi produk tabungan terbesar di dunia," kata Jokowi.

Untuk itu, Presiden kembali mengingatkan untuk hati-hati dengan fenomena seperti ini karena akan menjadi ancaman dan menjadi pesaing utama. Presiden mengatakan produk Yu'E Bao ini berhasil mengelola dana 160 miliar dolar AS yang melampaui JP Morgan mengelola 150 milar dolar AS.

"Keberhasilan produk tersebut karena Alibaba memasukkan Yu'E Bao ke dalam aplikasi mobile yang diintegrasikan dengan Alipay, yaitu sistem pembayaran perusahaan ritel online asal Tiongkok itu.

"Hal inilah yang perlu kita ikuti perubahan teknologi. Kadang tiap hari kita terkaget- kaget dengan perubahan teknologi yang sangat cepatnya," kata Presiden.

Jokowi mengatakan inovasi dan terus mengikuti perubahan ini yang harus disadari agar dunia perbankan nasional bisa bersaing. "Saya mengajak inovasi-inovasi seperti ini kita siapkan, kita cari, kita pakai untuk meloncatkan dunia perbankan kita, dunia keuangan kita," harap Jokowi.

Target Kredit

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini sebesar 12 persen dari total pinjaman yang disalurkan pada 2017 sebesar 4.763,2 triliun rupiah.

"Harapan kami, dengan 12 persen ini, sudah kami hitung bisa dukung pertumbuhan ekonomi 5,4 persen," kata Wimboh.

Wimboh yakin industri perbankan nasional bisa lebih besar lagi mendukung perkembangan kredit dibanding tahun lalu yang tidak sesuai target. Pada 2017, pertumbuhan kredit perbankan 8,24 persen yang lebih rendah dari rencananya bisnis yang direncanakan.

"Kita paham beberapa bank masih dalam konsolidasi kredit macet, sehingga kredit macet ini di antaranya harus dihapus, supaya Non Performing Loan (NPL)-nya atau catatan kredit macetnya rendah karena itu menjadi indikator ekonomi Indonesia," tuturnya.

Ant/AR-2

Baca Juga: