Para pengembang proyek angin lepas pantai Yunlin di perairan Taiwan telah mendapatkan semua persetujuan untuk menyelesaikan restrukturisasi keuangan proyek dan melanjutkan pembangunan pembangkit listrik tenaga angin berkapasitas 640 MW.

Persetujuan tersebut diberikan oleh Kementerian Urusan Ekonomi dan Administrasi Energi Taiwan setelah pengaturan keuangan yang diumumkan pada musim panas tahun lalu, Skyborn Renewables GmbH. Perusahaan Jerman ini membangun kompleks angin lepas pantai bersama dengan TotalEnergies SE (EPA:TTE) dari Perancis, produsen listrik Thailand Electricity Generating PCL (EGCO), dan perusahaan perdagangan Jepang, Sojitz Corporation.

"Ini menandai langkah terakhir yang diperlukan untuk mengamankan pembiayaan untuk penyelesaian proyek," kata Thomas Karst, CEO Skyborn, dikutip dari Renewables Now, Kamis (4/1).

Skyborn, yang dikenal sebagai wpd offshore GmbH hingga tahun 2022 ketika perusahaan tersebut diakuisisi oleh Global Infrastructure Partners (GIP), mencapai penyelesaian keuangan pada proyek Yunlin pada tahun 2019. Kompleks lepas pantai ini dipasang di area seluas 82 km persegi di Selat Taiwan, antara delapan dan 17 km di lepas pantai barat Taiwan. Turbin pertama dari 80 turbin Siemens Gamesa ditugaskan pada November 2021, tetapi proyek ini mengalami penundaan yang signifikan setelah itu.

Saat ini, Yunlin memiliki 34 turbin yang sudah terpasang dan memasok listrik ke jaringan listrik nasional. Mesin yang tersisa direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2024. Taman angin lepas pantai ini akan dijalankan di bawah dua perjanjian jual beli listrik selama 20 tahun dengan perusahaan listrik Taiwan Power Co (Taipower).

Sebagai informasi, peran tenaga angin lepas pantai menjadi sangat penting dalam transisi menuju sumber daya energi yang lebih berkelanjutan. Pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menggunakan turbin angin yang ditempatkan di lepas pantai untuk menangkap energi angin yang lebih konsisten dan kuat di laut. Keuntungan utama dari tenaga angin lepas pantai adalah potensi daya yang lebih besar dan konsisten dibandingkan dengan proyek tenaga angin darat. Turbin-turbin ini tidak hanya memanfaatkan kecepatan angin yang lebih tinggi di laut, tetapi juga mengatasi beberapa kendala terkait dengan penggunaan lahan di daratan.

Baca Juga: