OIKN akan terus berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mendukung pembangunan rendah karbon di Ibu Kota baru Indonesia.

DUBAI - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) berkolaborasi dengan sektor swasta mendukung pembangunan rendah karbon di Ibu Kota baru Indonesia. Demikian dikatakan Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan SDA OIKN, Myrna Safitri.

"Saat ini, kami tengah bekerja sama dengan beberapa organisasi swasta secara khusus untuk mencapai target reforestasi di Nusantara," kata Myrna dalam diskusi di Paviliun Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-28 (COP-28) di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin sore (4/12) waktu setempat.

Seperti dikutip dari Antara, Myrna menjelaskan dalam beberapa waktu ke depan akan dilakukan peluncuran proyek kerja sama antara Nusantara dan sejumlah sektor swasta yang berfokus pada pembangunan hijau.

Sebelumnya, dalam groundbreaking tahap II IKN pada November 2023 nilai investasi yang berhasil terserap mencapai 12,5 triliun rupiah terbagi dalam 10 proyek.

"Kami sangat menyambut partisipasi pihak swasta dalam mengembangkannya bersama kami sehubungan beberapa objektif terkait sektor-sektor yang sudah disebutkan dalam pembangunan rendah karbon," tutur Myrna.

Beberapa sektor itu termasuk kehutanan dan penggunaan lahan (Forestry and Other Land Use/FOLU), agrikultur, energi pengelolaan sampah dan industri.

Dia memberi contoh, IKN tengah melakukan diskusi dengan beberapa investor swasta terkait pengelolaan sampah dan limbah di Nusantara.

Semua langkah itu dilakukan berdasarkan Nusantara Regionally and Locally Determined Contribution (RLDC), sebuah dokumen peta jalan yang menjabarkan langkah-langkah Nusantara menjadi kota nol emisi karbon pada 2045.

Pengurangan Emisi

Dokumen itu sendiri telah diluncurkan di sela-sela COP- 28 pada Minggu kemarin (3/12). Dengan salah satu isi dari dokumen itu menekankan target pengurangan emisi menjadi -1,1 juta ton karbon dioksida (MtCO2) pada 2045 dan target lebih ambisius tertuang dalam skenario kedua adalah emisi dapat dikurangi lebih jauh mencapai -1,6 MtCO2.

Target itu akan dicapai dengan beberapa langkah termasuk upaya reforestasi lahan terdegradasi, penggunaan sumber listrik terbarukan, serta praktik agrikultur yang berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN, Pungky Widiaryanto, mengatakan Otorita Ibu Kota Nusantara akan mengandalkan solusi berbasis alam mengatasi isu air yang berpotensi terjadi di wilayahnya.

"Kami tidak hanya ingin mengurangi emisi, tapi kami ingin juga membuat Nusantara menjadi kota yang resiliensi iklim," ujar Pungky dalam diskusi di Paviliun Indonesia COP- 28 Dubai, Uni Emirat Arab.

Salah satu fokusnya adalah mengatasi isu air yang kerap terjadi di wilayah Kalimantan Timur yang kini masuk menjadi area Nusantara. Saat musim hujan, beberapa wilayah rentan banjir sementara ketika musim kemarau terdapat potensi kekeringan.

Jadi untuk mengatasinya, kata Pungky, akan mengandalkan solusi berbasis alam untuk manajemen air. Sebagai contoh, OIKN akan membangun di area inti, waduk untuk menampung air yang akan digunakan di Nusantara.

IKN juga dirancang menjadi kota spons yang yang mampu menyerap air hujan ke dalam tanah guna mencegah banjir untuk mengembalikan sirkulasi alami air.

Langkah itu dilakukan bersamaan dengan peningkatan biodiversitas di kawasan IKN, mengingat komitmen IKN bahwa 65 persen akan menjadi area lindung dari luas wilayahnya Ibu Kota baru Indonesia itu seluas 252 ribu hektare.

Baca Juga: