Pemimpin sipil tersingkir Aung San Suu Kyi, meminta rakyat untuk tetap bersatu saat menghadapi junta yang berkuasa di Myanmar saat ini. Seruan itu diutarakan Suu Kyi ketika ia menghadiri sidang pengadilan di Naypyidaw, Selasa (29/6).

YANGON - Pemimpin tersingkir Aung San Suu Kyi meminta rakyat Myanmar untuk tetap bersatu dalam menghadapi kekuasaan militer. Hal itu disampaikan pengacaranya pada Selasa (29/6), saat ia mendampingi Suu Kyi ketika kembali dihadirkan dalam sidang pengadilan junta.

"Ia (Suu Kyi) meminta rakyat agar tetap bersatu dan konsisten," kata pengacara Suu Kyi yang bernama Min Min Soe.

Suu Kyi, 76 tahun, saat ini sedang menjalani tahanan rumah sejak terjadi kudeta pada 1 Februari yang kemudian memicu protes prodemokrasi besar-besaran yang coba ditumpas oleh junta dengan kekerasan mematikan. Suu Kyi telah dikenai serangkaian tuntutan pelanggaran hukum dan kemungkinan bisa ditahan di penjara selama 10 tahun jika semua dakwaan terhadapnya bisa membuktikan dirinya bersalah.

Pada persidangan Selasa, Suu Kyi hadir untukmendengar kesaksian terkait dakwaan pelanggaran pembatasan virus korona selama kampanye pemilihan yang dimenangkan secara telak oleh partainya yaitu National League for Democracy (NLD)

Pengadilan pada Selasa yang diselenggarakan secara khusus di Ibu Kota Naypyidaw itu juga mendengarkan kesaksian atas tuduhan terpisah terkait penghasutan, meskipun tim hukum Suu Kyi berpendapat bahwa dua dokumen yang diajukan oleh jaksa tidak dapat diterima karena tidak ditandatangani.

Dalam persidangan Selasa, mantan Presiden Win Myint dan pemimpin senior NLD, Myo Aung, juga diadili karena penghasutan dan duduk di samping Suu Kyi dalam persidangan itu.

Myanmar berada dalam kekacauan politik sejak terjadi kudeta terhadap Suu Kyi. Kekacauan itu berupa aksi protes dan pembangkangan sipil besar-besaran, bentrokan baru antara militer dan tentara pemberontak etnis di daerah perbatasan, dan terjadinya keterpurukan ekonomi.

Pemimpin junta, Min Aung Hlaing, menyatakan militer merebut kekuasaan karena adanya dugaan kecurangan dalam pemilu November lalu yang dimenangkan oleh NLD.

Sepanjang kekacauan politik itu, militer telah mengambil tindakan brutal terhadap perbedaan pendapat dengan menembak pengunjuk rasa, menangkap tersangka pembangkang dalam penggerebekan malam, menutup outlet berita dan menangkap wartawan.

Tindakan brutal militer menurut laporan kelompok pemantau lokal telah mengakibatkanlebih dari 880 warga sipil telah tewas.

Industri Giok

Pada saat bersamaan muncul laporan dari LSM pengawas internasional Global Witness yang menyatakan bahwa industri pertambangan batu giok di Myanmar yang menghasilkan keuntungan multi-miliar dollar berisiko menjadi penyumbang "dana ilegal" bagi penindasan yang dilakukan junta militer.

Oleh karena itu, Global Witness pada Selasa mendesak konsumen untuk memboikot pembelian batu giok dan batu permata apa pun dari Myanmar.

Myanmar adalah salah satu negara penghasil batu giok terbesar di dunia dan industri ini sebagian besar didorong oleh permintaan yang tak terpuaskan dari negara tetangganya yaitu Tiongkok.

"Cengkeraman militer di sektor industri batu giok begitu kuat sehingga hampir mustahil untuk membeli batu giok tanpa memberikan uang kepada para jenderal dan sekutu mereka," kata Keel Dietz, penasihat kebijakan untuk LSM Global Witness.

"Ketika rakyat Myanmar mempertaruhkan hidup mereka untuk melawan rezim militer, prioritas bagi masyarakat internasional saat ini harus mengakhiri kudeta," pungkas Dietz. AFP/I-1

Baca Juga: