Arab Saudi mengutuk dan mengecam keras aksi kekerasan pasukan Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al Aqsa pada Jumat (15/4) lalu. Tercatat, lebih dari 150 warga Palestina dilaporkan terluka dalam bentrokan tersebut, termasuk para perempuan.

"Eskalasi sistematis ini adalah serangan terang-terangan terhadap kesucian Masjid Al Aqsa dan jantung negara islam," kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dikutip dari Al-arabiya, Senin (18/4).

"Kerajaan meminta masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya dalam meminta pasukan pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas akibat dari kejahatan dan pelanggaran yang sedang berlangsung ini terhadap orang-orang Palestina yang tidak berdaya, tanah mereka, dan tempat-tempat suci mereka, dan tentang peluang untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di Timur Tengah," tambahnya.

Sebagai informasi, aparat keamanan Israel menyerang warga Palestina saat ribuan orang berada di masjid untuk sholat selama bulan suci Ramadan. Israel menuduh bahwa pria yang membawa bendera Palestina dan Hamas berada di kompleks dengan senjata batu. Meningkatnya kekerasan tersebut telah meningkatkan kekhawatiran akan bentrokan baru antara warga Palestina dan Israel.
Tahun lalu, selama Ramadan, kekerasan serupa pecah dan memicu konflik terbesar dalam beberapa tahun antara Hamas dan Israel. Perang bahkan terjadi hingga 11 hari. Gencatan senjata berhasil dilakukan setelah intervensi oleh mediator, termasuk Mesir, Yordania dan Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengecam keras aksi kekerasan bersenjata aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina di komplek Masjid Al Aqsa pada Jumat (15/4). Aksi tersebut diketahui memakan korban jiwa dan luka-luka.

"Tindakan kekerasan terhadap warga sipil tersebut tidak dapat dibenarkan dan harus segera dihentikan, apalagi dilakukan di tempat ibadah Masjid Al Aqsa di bulan suci Ramadhan," bunyi pernyataan Kemlu RI di Twitter, dikutip dari Antara, Sabtu (16/4).

Baca Juga: