Hasil survei mengungkapkan sekitar satu dari enam remaja menggunakan platform YouTube dan TikTok "hampir terus menerus."

SAN FRANCISCO - Penggunaan media sosial di kalangan remaja tak berkurang banyak, meski ada kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap kesehatan mental remaja, demikian temuan survei Pew Research Institute.

Namun data tersebut juga mengungkapkan sekitar satu dari enam remaja menggunakan platform YouTube dan TikTok "hampir terus menerus."

Associated Press melaporkan, 71% remaja mengatakan mengunjungi YouTube setidaknya setiap hari; 16% menggambarkan penggunaannya "hampir terus menerus", menurut survei. Kelompok yang sedikit lebih besar, 17%, mengatakan menggunakan TikTok hampir terus-menerus. Snapchat dan Instagram masing-masing mencapai 14% dan 8%.

YouTube masih menjadi platform sosial paling populer di kalangan remaja, sebanyak 93% responden menjawab mereka menggunakan layanan tersebut. Jumlah tersebut turun dua poin dibandingkan tahun 2022.

Peringkat berikutnya secara berurutan:TikTok, Snapchat, dan Instagram. Ketiganya tertinggal dari YouTube sebesar 30 poin persentase atau lebih. Tiga dari empat platform tersebut menunjukkan sedikit penurunan penggunaan selama setahun terakhir, menurut survei. Kecuali Snapchat, naik satu poin persentase.

Facebook, yang penggunaan keseluruhannya oleh remaja turun menjadi 33% pada 2023 dari 71% pada 2014-15, mendapatkan perhatian dari remaja. Hanya 19% remaja melaporkan memeriksa Facebook setiap hari atau lebih sering. Hanya 3% yang menggambarkan penggunaannya hampir konstan.

Media sosial semakin mengkritik teknik algoritmik yang digunakan platform untuk menarik dan mempertahankan pengguna muda. Pada Oktober lalu, koalisi 33 negara bagian, termasuk New York dan California, menggugat Meta Platforms karena berkontribusi terhadap krisis kesehatan mental remaja, menuduh perusahaan tersebut secara sadar dan sengaja merancang fitur-fitur di Instagram dan Facebook yang membuat anak-anak ketagihan pada platformnya. Meta membantah tuduhan tersebut.

Survei Pew, yang diterbitkan Senin, dilakukan dari tanggal 26 September hingga 23 Oktober terhadap 1.453 remaja berusia 13 hingga 17 tahun.

Baca Juga: