Terbentuknya respons kekebalan kuat yang terjadi pada pusat germinal sebagai tempat pelatihan sel kekebalan mampu membuat menciptakan sel memori selama bertahun-tahun dan bahkan seumur hidup. Apakah dengan demikian mereka yang telah divaksin tidak perlu lagi divaksin, juga suntikan booster sebagai penguat?
Jika mengacu pada kasus vaksin untuk virus lain seperti influenza, vaksin hanya mampu memberikan perlindungan sementara sehingga perlu diperbarui setiap tahun dengan suntikan booster. Ini berbeda halnya pada pemberian vaksin Measles Mumps Rubella (MMR) untuk penyakit campak, gondok, dan rubella, vaksin mampu memberikan perlindungan seumur hidup.
Menurut kata penulis senior, seorang ahli imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis, Ali Ellebedy, tingkat perlindungan terhadap penyakit tersebut tergantung pada seberapa banyak dan seberapa cepat virus berevolusi.
"Seberapa kuat berbagai jenis vaksin dalam memacu respons kekebalan yang bertahan lama juga turut berpengaruh," ujar dia kepada Live Science. "Kebutuhan akan suntikan booster akan tergantung pada seberapa banyak virus berevolusi dan apakah sel yang diproduksi oleh pusat germinal cukup kuat untuk menangani varian yang berbeda secara signifikan," lanjut dia.
Suntikan booster biasanya masih diperlukan karena tidak semua orang menghasilkan respons imun kuat yang sama. Beberapa orang mengalami stres sistem kekebalan, kemungkinan akan membutuhkan suntikan penguat.
"Penelitian ini menegaskan vaksin menimbulkan reaksi yang tepat dari sistem kekebalan sehingga imunitas yang tahan lama dimungkinkan terjadi," kata Dr Amesh Adalja, spesialis penyakit menular dan sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security yang ada di Baltimore.
Namun menurut Adalja masih terlalu dini untuk membahas apakah diperlukan suntikan booster. Namun jika sebagian besar dari orang yang divaksinasi lengkap tertular infeksi yang membuat mereka dirawat di rumah sakit, maka pada titik ini suntikan booster sebagai penguat tetap diperlukan. hay/I-1

Baca Juga: