PUNCAK - Sungguh keji, setelah membunuh dua guru, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Papua, juga meminta uang tebusan. Uang tebusan ini diminta mereka untuk menebus jenazah dua guru yang dibunuhnya.

Informasi soal uang tebusan untuk dua jenazah dua guru ini diungkapkan oleh Bupati Puncak Willem Wandik seperti disampaikan Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Alqudussy, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta, Senin (12/4).

Menurut Kombes Iqbal, menurut pengakuan Bupati Puncak, KKSB ini tidak hanya membunuh dan membakar sekolah dan rumah guru, juga melakukan aksi pemerasan.

"KKSB ini sering memeras dan meminta uang 20 juta rupiah kepada kios-kios warga pendatang," katanya.

Bupati Puncak, Willem Wandik tak membantah itu. Kata dia, memang benar ada aksi pemerasan yang dilakukan KKSB dalam proses evakuasi jenazah kedua guru tersebut. Bupati Intan Jaya juga mengaku sudah berusaha bernegosiasi dengan kelompok separatis yang berbasis di Intan Jaya tersebut,

"Setelah negosiasi, apa yang mereka minta untuk bisa jenazah keluar (dievakuasi) maka mereka minta sesuatu (uang), sehingga dengan hati yang berat, dengan pertimbangan kemanusiaan karena jenazah mulai membusuk, mau tidak mau kita penuhi permintaanya," kata Wandik.

Namun Wandik menolak memberitahukan berapa uang yang diberikan kepada kelompok seperatis tersebut. Yang pasti, kata dia, mereka minta cukup besar.

"Kita tidak bisa tawar menawar, kalau tidak dilakukan maka pesawat tidak bisa masuk dan dampaknya luar biasa," kata Wandik lagi.

Seperti diketahui, mengutip keterangan Puspen TNI, dalam 48 jam, 2 orang guru sebagai ujung tombak pendidikan di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua menjadi korban kebiadaban KKSB. Satu guru SD atas nama Oktovianus Rayo, dibunuh KKSB pada hari Kamis pagi (8/4).

Dia ditembak di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Esok harinya, guru SMPN 1 Julukoma bernama Yonatan Randen juga tewas akibat penembakan tersebut. Dalam keterangannya, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut KKSB pimpinan Sabinus Waker diduga kuat sebagai pelakunya.

Selain penembakan terhadap 2 guru, KKB juga menculik kepala SMPN 1 Julukoma atas nama Junedi Arung Salele. Tapi menurut Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Alqudussy, Junedi telah berhasil diamankan di Koramil Beoga.

Baca Juga: