Tugas Pj Gubernur melakukan evaluasi yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
JAKARTA - Program sumur resapan yang dilakukan DKI Jakarta tak mampu atasi banjir. Hal itu terbukti Jakarta terus dikepung banjir besar. Penilaian ini datang dari Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna, di Jakarta, Kamis (13/10).
"Jadi harus lebih terbuka dalam arti bahwa program ini untuk masyarakat dan menggunakan anggaran APBD DKI Jakarta," kata Yayat. Namun dalam pelaksanaan di lapangan, ternyata ada sesuatu yang dianggap sebagai masalah. Ketika di akhir masa jabatan sebagai Gubernur tidak dilaporkan hasilnya.
"Jadi dalam membuat program, jangan sekadar ada program. Jangan sekadar ada jumlah. Tapi program harus bermanfaat bagi masyarakat, termasuk mengenai sumur resapan," ujar Yayat.Menurut Yayat, Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta harus mengevaluasi. Jika perlu dihentikan karena ternyata tidak efektif mencegah banjir.
"Pj Gubernur yang bisa memutuskan untuk menghentikan karena tidak bermanfaat, tidak berhasil, atau gagal. Ini perlu dihentikan agar tidak menjadi beban gubernur selanjutnya," tutur Yayat.Selain itu, kata Yayat, tugas Pj Gubernur melakukan evaluasi yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Semua Satuan Kerja Perangkat Daerah harus berani terbuka menyampaikan kegagalan dari program-program sumur resapan. Di samping itu, Yayat membandingkan bahaya laten banjir yang terjadi 5, 10, atau 25 tahunan. Yayat menambahkan kunci utama untuk mengendalikan banjir yakni meningkatkan fasilitas sistem pengendalian banjir di Jakarta.
"Nah sampai sekarang kita masih menggunakan sistem master plan tahun 1973. Padahal yang sekarang ini harusnya sistem untuk hujan yang mungkin sampai skala 1.000 tahun harus dibuat, " terang Yayat.
Bersihkan Saluran
Sementara itu, Jakarta Timur mengerahkan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk membersihkan saluran air di sejumlah lokasi untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan ini. Saluran air yang dibersihkan, salah satunya di Lebak Empang RT 002/RW 05, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Lima petugas PPSU dikerahkan untuk mengangkut sampah yang menyumbat saluran air. Pembersihan dilakukan untuk menciptakan lingkungan bersih dan melancarkan saluran air menuju Kali Cijantung saat terjadi hujan," kata Lurah Cijantung, Teguh Suharyono.
Teguh menambahkan, sampah berasal dari daun-daun kering pohon pelindung yang berada sisi Jalan RA Fadillah Kopassus tersebut bisa menyebabkan tersumbatnya saluran air."Kami harus selalu membersihkan saluran agar air bisa mengalir dengan baik," ujar Teguh.
Pembersihan saluran air dari sampah dan lumpur juga dilakukan oleh petugas PPSU di di Jalan HTaiman Ujung RT 007/RW 04, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Lurah Tengah, Budi Hartati, mengatakan, pembersihan saluran merupakan kegiatan rutin dalam mencegah genangan saat musim hujan.
"Dibersihkan agar air mengalir normal, sehingga tidak terjadi luapan saat hujan," kata Budi. Dari kegiatan pembersihan itu diangkut sebanyak 23 karung sampah dan sedimen lumpur.
Budi juga meminta warganya dapat menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi pergantian musim dengan cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung hingga tahun depan. "Kita berharap warga ikut berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Tidak membuang sampah pada saluran," ujar Budi. jon/Ant/G-1