YOGYAKARTA - Banyak yang bertanya-tanya bagaimana perkembangan proyek jalan tol di Yogyakarta.
Maka Pemerintah Daerah (Pemda) DIY melakukan konsolidasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait kepastian mengenai proyek pembangunan tol di DIY dan pembangunan program pengembangan pariwisata kawasan Candi Borobudur. Hal ini disampaikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat ditemui usai menerima kunjungan Menteri BUMN Erick Thohir, Senin (21/02) bertempat di Bale Kenyo, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
"Kami tadi bicara bagaimana bagi saya ada kepastian untuk tol dan kepastian untuk Borobudur. Beliau juga mengerti pada program Borobudur sama tol, ya. Ya saya bebankan kepada beliau. Supaya bisa diselesaikan. Karena itu akan memberi nilai lebih untuk investasi di Jogja," terang Sri Sultan.
Lebih lanjut, Sri Sultan menuturkan terkait kepastian mengenai proyek pembangunan tol di DIY, kepastian yang dimaksud tidak hanya menyangkut pembebasan tanah tapi juga dalam pelaksanaan pembangunannya. Begitu pula dengan kepastian pembangunan program untuk pengembangan pariwisata kawasan Candi Borobudur, yang dinilai masih belum jelas.
"Borobudur itu masalah pembangunan programnya. Program untuk pengembangan pariwisata itu kan tidak hanya sekedar pariwisata ya tapi juga pengembangan kawasan Joglosemar. Karena itu kan juga menyangkut beberapa BUMN. Apalagi Borobudur sama Prambanan kan juga sudah dimaintainsama BUMN Borobudur dan Prambanan. Sayanggakmau ada benturan-benturan dengan otoritas Borobudur. Untuk itu saya memastikan program ke depannyagimana, karena bagi saya belum begitu jelas," jelas Sri Sultan.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir bersama Sri Sultan, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X beserta Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji.
Ditemui usai kegiatan, Aji menyampaikan, Menteri BUMN juga mengimbau mengenai pengamanan ketersediaan bahan pangan di DIY, termasuk kestabilan harga untuk tiga komoditas pangan, yaitu beras, jagung, dan kedelai. "Nah tadi Bapak Menteri minta saya secara teknis nanti bicara dengan sesmennya Pak Erick untuk mengatur yang kaitannya dengan pengamanan pangan di Jogja," ujar Aji.
Aji mengatakan di DIY sendiri tiga komoditas pangan tersebut rentan terhadap surplus maupun defisit pada saat-saat tertentu. "Sehingga kalau kita bisa lakukan pengamanan itu nanti tidak ada saat terlalu banyaksupplydan tidak ada saat kekurangan, itu yang kita harapkan," jelas Aji.