Organisasi Meteorologi Dunia melaporkan bahwa munculnya pola cuaca El Nino diperkirakan akan meningkat suhu lebih tinggi di sebagian besar belahan dunia

JENEWA - Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organisation/WMO) pada Selasa (4/7) memperkirakan suhu akan meningkat lebih tinggi di sebagian besar belahan dunia setelah pola cuaca El Nino muncul di Pasifik tropis untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.

Fenomena El Nino menyebabkan pemanasan suhu permukaan air di Samudra Pasifik bagian timur dan tengah, mendorong kondisi cuaca ekstrem mulai dari siklon tropis hingga hujan lebat hingga kekeringan parah.

"Awal El Nino akan sangat meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu dan memicu panas yang lebih ekstrem di banyak bagian dunia dan di lautan," kata Sekretaris Jenderal WMO, Petteri Taalas, dalam pernyataannya.

WMO mengatakan ada kemungkinan 90 persen El Nino bertahan setidaknya dengan kekuatan sedang pada paruh kedua 2023.

Pernyataan dari badan global tersebut mengkonfirmasi laporan pada Juni dari Pusat Prediksi Iklim Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS) bahwa fenomena tersebut telah kembali.

Rekor tahun terpanas di dunia, 2016, bertepatan dengan fenomena kuat El Nino, meskipun para ahli mengatakan perubahan iklim telah memicu suhu ekstrem bahkan di tahun-tahun tanpa fenomena tersebut.

Organisasi tersebut mengatakan pada Mei bahwa ada kemungkinan kuat, setidaknya satu dari lima tahun ke depan dan periode lima tahun secara keseluruhan, akan menjadi rekor terpanas akibat El Nino dan pemanasan antropogenik global.

"Untuk memberi tahu Anda apakah itu tahun ini atau tahun depan itu sulit," kata Wilfran Moufouma Okia, kepala layanan prediksi iklim regional di WMO, kepada wartawan di Jenewa, Selasa. "Apa yang kami ketahui adalah bahwa selama lima tahun ke depan, kemungkinan besar kami akan mengalami salah satu tahun terhangat dalam catatan," imbuh dia.

Antisipasi WHO

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Juni mereka tengah mengantisipasi peningkatan penyebaran penyakit virus seperti demam berdarah, Zika dan chikungunya terkait dengan El Nino.

Selama El Nino, angin yang meniup ke barat di sepanjang ekuator melambat dan udara hangat didorong ke timur, menciptakan suhu permukaan laut yang lebih hangat. Fenomena tersebut, menurut WMO, terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun, dan dapat berlangsung selama sembilan hingga 12 bulan.

Hal ini biasanya dikaitkan dengan peningkatan curah hujan di beberapa bagian selatan Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian selatan, Tanduk Afrika dan Asia Tengah.

Di masa lalu, telah menyebabkan kekeringan parah di Australia, Indonesia, sebagian Asia selatan, Amerika tengah, dan Amerika selatan bagian utara. SB/AFP/ST/I-1

Baca Juga: