JAKARTA - Pemerintah menyampaikan kontribusi industri penunjang migas nasional terhadap aktivitas industri hulu migas terus meningkat. Data pengendalian impor fasilitas masterlist Ditjen Migas pada 2021 dan 2022 mencatat terdapat peningkatan substitusi impor sebesar 52 persen.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengapresiasi Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS), produsen dalam negeri dan para pemangku kepentingan atas capaian tersebut. Hal itu disampaikannya dalam Forum Apresiasi Program Substitusi Impor (Prosusi) Barang Operasi Hulu Migas yang digelar di Tangeran, Banten, Kamis (16/11).

Tutuka mengatakan, sejak dilaksanakan kegiatan Prosusi dan Program Guna Bina Dalam Negeri (PROGUNADI) pada 2021, terjadi peningkatan jumlah barang dalam negeri yang telah mensubstitusi barang impor. Substitusi terbesar adalah komoditas Structural (16 persen) dan Tubular Fitting Valve (9 persen) sedangkan substitusi terkecil adalah komoditas Drilling Production (5 persen), terutama subsurface, karena beresiko dan bernilai tinggi, sehingga diperlukan penelitian dan pengujian di lapangan agar dapat menggantikan barang impor.

"Tahun ini, produk barang dalam negeri yang telah dapat menggantikan barang impor meliputi ceramic screen, zirconium screen, pack off, dan gas lift valve yang merupakan komoditas Drilling Production. Semoga produk-produk ini, dapat meningkatkan nilai substitusi impor barang operasi migas di masa mendatang," jelas Tutuka.

Atas capaian tersebut, Tutuka mengapresiasi KKKS dan Produsen Dalam Negeri yang telah berkolaborasi dan bersinergi dalam penggunaan produk dalam negeri, serta memastikan produk dalam negeri mampu memenuhi spesifikasi, mutu dan kebutuhan operasi migas.

Direktur Pembinaan Program Minyak dan Gas Bumi Mustafid Gunawan menambahkan adanya forum tersebut diharapkan dapat menjadi media pembentukan komitmen dan komunikasi seluruh komponen bangsa dalam mendukung penggunaan produk dalam negeri pada kegiatan usaha hulu migas.

"Forum apresiasi Prosusi pertama kali diselenggarakan pada 9 Desember 2022, di Yogyakarta. Forum tersebut menjadi media komunikasi dan kolaborasi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong kegiatan substitusi barang impor dengan barang produk dalam negeri pada kegiatan usaha hulu migas," tambah Mustafid.

Saling Sinergis

Mustafid juga menambahkan Prosusi dan Progunadi merupakan program yang dibangun bersama sejak tahun 2019 oleh Direktorat Jenderal Migas, SKK Migas dan KKKS. Dimana program tersebut bertujuan untuk membangun kepercayaan dan kerja sama di antara seluruh pelaku kegiatan usaha hulu migas terhadap kemampuan dan kehandalan produk dalam negeri.

Selain itu, program Prosusi dan Progunadi juga memberikan manfaat untuk menyempurnakan database Apresiasi Produk Dalam Negeri (APDN) yang diterbitkan oleh Ditjen Migas.

Baca Juga: