Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa orang dengan inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita stroke, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap penyakit tersebut.

Diterbitkan dalam jurnal Neurology, temuan ini menguraikan individu yang didiagnosis dengan IBD memiliki kemungkinan 13 persen lebih tinggi untuk mengalami stroke dalam kurun waktu 25 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita IBD. Namun, penelitian ini tidak mengatakan bahwa IBD menyebabkan stroke, tetapi hanya menunjukkan kemungkinan adanya hubungan.

"Hasil ini menunjukkan bahwa penderita penyakit radang usus dan dokter mereka harus mewaspadai peningkatan risiko jangka panjang ini," kata penulis studi Jiangwei Sun, Ph.D., dari Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia, dikutip dari Medical Daily, Selasa (20/6).

"Skrining dan manajemen faktor risiko stroke mungkin lebih mendesak pada orang dengan IBD," tambahnya.

IBD adalah kondisi peradangan kronis pada saluran pencernaan. Ini termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Kondisi ini ditandai dengan respons imun yang abnormal terhadap mikroflora usus pada individu yang secara genetis rentan. IBD muncul dengan gejala-gejala seperti diare berdarah, tenesmus, dan sakit perut, menurut National Library of Medicine.

Sebagai bagian dari penelitian ini, para peneliti membandingkan temuan mereka dari 85.006 orang yang didiagnosis dengan IBD dengan 406.987 orang yang tidak menderita IBD, tetapi memiliki kesamaan dalam hal usia, jenis kelamin, dan lokasi. Selama 12 tahun, mereka menemukan bahwa 3.720 pasien IBD mengalami stroke, sementara 15.599 orang non-IBD mengalami stroke.

Ini berarti bahwa tingkat stroke lebih tinggi di antara mereka yang memiliki IBD (32,6 kasus per 10 ribu orang per tahun) dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki IBD (27,7 kasus per 10 ribu orang per tahun). Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan potensial antara IBD dan peningkatan risiko stroke, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ini dengan lebih baik.

Para peneliti kemudian mengevaluasi faktor risiko lain yang terkait dengan stroke seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas dan menemukan bahwa mereka yang memiliki IBD 13 persen lebih mungkin mengalami kejadian jantung.

Di samping peserta awal, penelitian ini juga melibatkan 101.082 saudara kandung individu dengan IBD, yang tidak memiliki riwayat IBD atau stroke sebelumnya. Konsisten dengan temuan utama, orang dengan IBD menunjukkan kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami stroke dibandingkan dengan saudara kandung mereka yang tidak memiliki IBD. Secara keseluruhan, risiko stroke ditemukan 11 persen lebih tinggi di antara individu dengan IBD.

"Peningkatan risiko bagi penderita IBD tetap ada bahkan 25 tahun setelah mereka pertama kali didiagnosis, sesuai dengan satu kasus stroke tambahan untuk setiap 93 orang dengan IBD sampai saat itu," tutur Sun.

Baca Juga: