Menurut sebuah penelitian berskala besar baru-baru ini mengungkapkan bahwa penurunan berat badan yang tidak disengaja dapat menjadi tanda peringatan kanker. Ketika seseorang kehilangan berat badan tanpa perencanaan dan tanpa melakukan perubahan pada pola makan atau rutinitas olahraga, maka hal ini dianggap sebagai penurunan berat badan yang tidak disengaja.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara penurunan berat badan dan diagnosis kanker. Di antara para profesional kesehatan yang diperiksa dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network, para peneliti mencatat bahwa mereka yang kehilangan lebih dari 10 persen berat badannya dalam dua tahun terakhir berisiko lebih besar terkena kanker dalam 12 bulan berikutnya dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami penurunan berat badan.

Risiko terkena kanker pada saluran pencernaan bagian atas sangat umum terjadi pada peserta yang mengalami penurunan berat badan baru-baru ini dibandingkan dengan yang tidak. Para peneliti mengevaluasi 157 ribu peserta yang merupakan bagian dari Studi Kesehatan Perawat atau Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan, yang memiliki usia rata-rata 62 tahun.

Selama masa tindak lanjut (1,64 juta orang-tahun), para peneliti mengidentifikasi 15.809 kasus kanker baru, yang menghasilkan tingkat kejadian 964 kasus per 100.000 orang-tahun.

"Di antara partisipan yang didiagnosis menderita kanker selama satu tahun setelah pemeriksaan berat badan, 15 persen mengalami penurunan berat badan lebih dari 5,0 persen dari berat badan dan 5 persen mengalami penurunan berat badan lebih dari 10,0 persen sebelum didiagnosis menderita kanker. Rata-rata lama waktu antara perubahan berat badan yang dilaporkan dan diagnosis kanker berikutnya adalah 6,5 bulan (SD, 3,5 bulan) untuk peserta dengan penurunan berat badan 5,1 persen hingga 10,0 persen dari berat badan dan 6,0 bulan (SD, 3,5 bulan) untuk mereka yang mengalami penurunan berat badan lebih besar dari 10,0 persen," tulis para peneliti, dikutip dari Medical Daily, Selasa (30/1).

"Dibandingkan dengan tidak ada penurunan berat badan baru-baru ini, setiap penurunan berat badan baru-baru ini lebih besar dari 10,0 persen secara signifikan terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari diagnosis kanker tertentu," tambah mereka.

Risiko terkena kanker lebih tinggi pada 12 bulan pertama setelah penurunan berat badan dibandingkan dengan dua tahun berikutnya. Para peneliti tidak dapat menemukan hubungan antara penurunan berat badan baru-baru ini dan jenis kanker tertentu termasuk payudara, genital, saluran kemih, otak, dan melanoma.

Tidak ada hubungan antara jumlah berat badan yang turun dan stadium kanker. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Berat badan peserta didasarkan pada data yang dilaporkan sendiri, yang tidak diverifikasi dengan pengukuran. Selain itu, berat badan dinilai hanya sekali dalam dua tahun, sehingga kecepatan penurunan berat badan tidak dapat ditentukan secara tepat.

Penurunan berat badan yang tidak disengaja juga dapat disebabkan oleh kondisi medis lain seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, diabetes, penyakit celiac, sindrom iritasi usus besar, tiroid yang terlalu aktif, dan gagal jantung.

Baca Juga: