Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes mengungkapkan bahwa migrain memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stroke pada orang dewasa muda, yang serupa dengan faktor risiko yang sudah ada seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, dan penyakit jantung.

Stroke atau serangan otak menyebabkan kerusakan pada otak. Hal ini terjadi ketika suplai darah ke bagian otak tersumbat (stroke iskemik) atau ketika pembuluh darah di otak pecah (stroke hemoragik).

"Kami ingin memahami faktor risiko mana yang menjadi kontributor utama risiko stroke di kalangan orang dewasa muda," kata penulis utama studi Dr. Michelle Leppert, dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado di Aurora, Colorado, dikutip dari Medical Daily, Rabu (3/4).

Penelitian ini didasarkan pada database klaim asuransi kesehatan yang dilaporkan di Colorado. Setelah membandingkan data dari lebih dari 2.600 orang dewasa berusia antara 18 hingga 55 tahun yang mengalami stroke dengan lebih dari 7.800 orang yang tidak mengalami stroke, untuk menentukan faktor risiko mana yang paling sering menyebabkan stroke.

Penelitian ini menemukan hubungan yang signifikan antara migrain, gangguan pembekuan darah, gagal ginjal, penyakit autoimun, dan keganasan, dan terjadinya stroke pada individu berusia 18 hingga 44 tahun, di antara pria dan wanita. Hubungan ini lebih kuat pada orang dewasa yang berusia kurang dari 35 tahun.

Sekitar 52 persen kasus yang diteliti terjadi pada wanita dan lebih dari 73 persen adalah stroke iskemik. Faktor risiko non-tradisional menyumbang lebih dari 19 persen stroke pada pria dan hampir 28 persen pada wanita dalam kelompok usia 45-55 tahun. Di antara orang dewasa di bawah usia 35 tahun, migrain adalah faktor risiko nontradisional yang paling penting, yang menyumbang 20 persen stroke pada pria dan hampir 35 persen pada wanita.

Dampak faktor risiko stroke tradisional memuncak di antara orang dewasa berusia antara 35 hingga 44 tahun, yang berkontribusi terhadap hampir 33 persen stroke pada pria dan sekitar 40 persen pada wanita. Tekanan darah tinggi muncul sebagai faktor risiko tradisional yang paling penting untuk stroke, menyumbang 28 persen stroke pada pria dan 27 persen pada wanita.

"Temuan ini signifikan karena sebagian besar perhatian kita telah difokuskan pada faktor risiko tradisional. Kita tidak boleh mengabaikan faktor risiko stroke non tradisional dan hanya berfokus pada faktor risiko tradisional; keduanya penting untuk perkembangan stroke di kalangan anak muda," tutur Leppert.

"Faktanya, semakin muda usia mereka pada saat terkena stroke, semakin besar kemungkinan stroke mereka disebabkan oleh faktor risiko nontradisional. Kita perlu lebih memahami mekanisme yang mendasari faktor risiko nontradisional ini untuk mengembangkan intervensi yang ditargetkan," tambahnya.

Baca Juga: