Kurangnya hubungan sosial sejauh ini telah dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk penurunan kognitif, depresi, dan penyakit jantung. Saat ini, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa kesepian dapat menimbulkan risiko kematian yang signifikan bagi individu yang didiagnosis menderita kanker.

Dukungan sosial sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang sakit parah. Dukungan emosional memberi pasien cinta, perhatian, dan kepercayaan, sementara dukungan instrumental membantu aktivitas sehari-hari dan kebutuhan praktis. Kedua jenis dukungan dari keluarga dan teman ini dapat berkontribusi pada pemulihan yang lebih cepat dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di American Cancer Society menunjukkan bahwa ketika dilucuti dari semua hubungan sosial, pasien kanker memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk meninggal lebih cepat.

Studi yang dipimpin oleh Jingxuan Zhao, seorang ilmuwan senior di American Cancer Society, menganalisis informasi survei yang dikumpulkan antara tahun 2008 dan 2018 dari sekelompok individu berusia 50 tahun ke atas.

Studi ini meneliti intensitas kesepian pada titik-titik emosional yang berbeda, termasuk kategori seperti kesepian yang rendah atau tidak ada sama sekali, kesepian ringan, kesepian sedang, dan kesepian yang tinggi.

Temuan penelitian mengungkapkan bahwa para penyintas yang melaporkan tingkat kesepian yang lebih tinggi memiliki rasio bahaya yang lebih tinggi, yang mengindikasikan risiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kelompok kesepian rendah atau tidak ada kesepian.

Para penulis studi mengusulkan pelaksanaan program yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kesepian pada penyintas kanker untuk memberikan dukungan sosial kepada individu yang membutuhkan bantuan.

"Salah satu pendekatan untuk mengurangi kesepian mereka adalah dengan terhubung dengan orang lain yang juga menderita kanker atau bergabung dengan kelompok pendukung dan berbagi pengalaman. Para penyintas kanker juga bisa menghubungi pekerja sosial, terapis atau profesional kesehatan lainnya untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka dan mencari bantuan," kata Zhao kepada United Press International (UPI), dikutip dari Medical Daily, Kamis (8/6).

"Tanyakan kepada para penyintas kanker tentang perasaan mereka atau bantu mereka menavigasi program yang dapat menyaring kesepian dan memberikan dukungan sosial kepada mereka yang membutuhkan," tambahnya..

Sementara itu, kepala petugas pasien untuk American Cancer Society, Dr. Arif Kamal mengatakan, kesepian semakin diakui sebagai faktor risiko untuk hasil yang lebih buruk pada penderita kanker.

"Penelitian seperti ini menyoroti peran penting tim onkologi dan penyedia layanan kesehatan primer dalam menilai kesepian dan menciptakan intervensi berbasis komunitas untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang mengalami atau bertahan dari kanker sendirian," tuturnya.

Sebagai informasi, kanker adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika sel-sel dalam tubuh mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali. Sel-sel kanker memiliki kemampuan untuk tumbuh secara tidak normal, menembus jaringan di sekitarnya, dan menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah atau limfatik. Proses penyebaran sel kanker ini disebut metastasis.

Kanker dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti paru-paru, payudara, kolorektal (usus besar dan rektum), prostat, kulit, dan banyak lagi. Ada juga beberapa jenis kanker yang mempengaruhi sel-sel darah, seperti leukemia, limfoma, dan mieloma.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perkembangan kanker antara lain paparan terhadap bahan kimia berbahaya, radiasi, infeksi virus tertentu (seperti human papillomavirus atau HPV), kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, paparan sinar matahari secara berlebihan, faktor genetik, dan gaya hidup tidak sehat.

Baca Juga: