Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, banyak orang mulai merasa stres. Padahal, stres dapat memengaruhi sistem imunitas tubuh manusia.

Saat stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Akibatnya, tubuh mengalami peradangan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, stres juga dapat menurunkan kadar limfosit atau sel darah putih yang membantu melawan infeksi. Semakin rendah tingkat limfosit, semakin tinggi risiko kita terkena virus.

Banyaknya informasi simpang siur mengenai penyebaran Covid-19 akan semakin mengundang ketakutan dan kecemasan. Apalagi, himbauan untuk melakukan social distancing dan bekerja dari rumah demi mencegah penyebaran virus juga turut berkontribusi pada stres.

Di tengah pandemi virus Corona baru (Covid-19), setiap orang harus taat pada pembatasan sosial, yang berdampak pada tekanan kesehatan mental. Pembatasan sosial berskala besar yang sekarang ditetapkan oleh pemerintah sangat berpotensi untuk memicu tekanan kesehatan mental.

Berdasarkan anjuran yang dikeluarkan Association Psychology American dan American Psychiatric Association, direkomendasikan beberapa hal sederhana agar seseorang terhindar dari stress selama masa pandemi ini. Hal-hal tersebut antara lain tetap terkoneksi secara sosial dengan teman-teman. Bangun komunikasi untuk mendiskusikan hal-hal baik dan membangun energi dan tidak melulu mengenai pademi.

Berikutnya suka penting tidak penting harus membatasi informasi mengenai corona. Informasi yang membanjiri group WhatsApp sering membuat masyarakat tidak bisa memilah berita yang benar sehingga membuatnya menjadi stres dan cemas. Sebaiknya memilih berita dari paltfom berita tertentu dan batasi waktu konsumsi berita.

Berikutnya mengikuti saran dari WHO. Situasi pandemi ini menjadi suatu kesempatan yang baik bagi keluarga di Indonesia. Budaya komunal, atau budaya bersama-sama, yang kental dalam keluarga dan masyarakat Indonesia seharusnya membuat orang tidak kesulitan untuk tetap betah tinggal di rumah dan berinteraksi dengan keluaraga.

Melansir Piedmont.org, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Carnegie Mellon University, menemukan bahwa orang yang menggunakan keluarga dan teman-teman mereka sebagai penyangga stres, dapat membantu dalam mengatasi stres. Bahkan, orang yang menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman merupakan cara yang lebih sehat untuk mengatasi stres.

Kondisi stres akan memicu beberapa reaksi, seperti tekanan darah meningkat, pembuluh darah menyempit, dan orang akan bernapas lebih cepat. Hal ini disebabkan tubuh melepas hormon kortisol dan adrenalin yang membuat kerja jantung menjadi lebih cepat. Sistem kekebalan seseorang yang sedang stres juga akan menurun, sehingga menjadikan tubuh sulit melawan penyakit. Akibatnya orang akan lebih mudah terkena penyakit.

Kalau sudah begini cobalah untuk tarik napas dalam-dalam. Menarik dan melepaskan napas secara perlahan merupakan teknik pernapasan dalam meditasi sederhana yang mampu meredakan amarah sekaligus stres. Minum air putih walaupun hanya segelas air putih, merupakan cara menghilangkan stres yang paling mudah sekaligus efektif. Pasalnya dehidrasi bisa meningkatkan stres dan kegelisahan. Jadi pastikan selalu mengonsumsi air dalam jumlah memadai.

Mendengarkan musik selama beberapa saat. Penelitian di Journal of Advanced Nursing menemukan bukti bahwa pasien yang mendengarkan lagu pilihan mereka lebih tenang ketika akan menghadapi operasi. Bergerak sesuai dengan irama lagu juga semakin menambah emosi positif dan memicu produksi endorphin.

Cobalah tersenyum atau tertawa. Menurut salah satu jurnal ilmiah, memaksa diri untuk tersenyum bisa merangsang otak untuk melepaskan ketegangan. Lebih baik lagi jika bisa tertawa dengan teman-teman atau kerabat. Istirahat sejenak dari pekerjaan yang menguras energi dan pikiran itu perlu. Lakukan hal ini di luar ruangan agar bisa berganti suasana. Jalan kaki sedikit juga bagus untuk melemaskan otot dan penyegaran pikiran.

Laman Trendhunter.com malah menyampaikan adanya perangkat pendukung kesehatan untuk mengatasi stres dengan cara digenggam. Perangkat Melo memandu penggunanya untuk mengatasi stres. Berjuang dengan stres atau kecemasan telah menjadi sangat umum di antara konsumen yang menjalani gaya hidup serba cepat atau yang merasa kewalahan, sehingga perangkat pernapasan Melo dimaksudkan untuk membantu memandu pengguna melalui ke sisi lain.

Perangkat ini bekerja dengan cara dipegang di tangan dan akan memandu pengguna dengan pernapasannya melalui lampu yang terpasang di dalam serta umpan balik. Pengguna dapat menikmati berbagai macam teknik meditasi dan latihan pernapasan untuk dapat dengan mudah menangani stres atau perasaan cemas yang muncul.

Alat bantu Melo bentuknya cukup kecil untuk dibawa ke mana saja, yang akan memungkinkan pengguna untuk melakukan latihan di rumah, di sekolah atau kantor, untuk dengan mudah bertempur melawan perasaan tidak menyenangkan di waktu luang mereka.

Melo sebenarnya alat meditasi yang membantu orang untuk mengatur pernapasan. Dengan melakukan itu, memungkinkan orang untuk mengurangi perasaan stres, kekhawatiran, pikiran negatif, dan kecemasan. Lalu bagaimana cara kerja Melo. Ini sangat sederhana. Nyalakan perangkat genggam dan pilih pola pernapasan. Ketika lampu menyala pengguna bernafas, dan saat lampu mati, pengguna bernapas. Disarankan memulai dengan pola pernapasan 4-4 sederhana dan perlahan-lahan menghirup jalan orang ke langkah 4-7-8 yang lebih maju. Tentu saja, lakukan ini dengan kecepatan diri sendiri. Pengguna dapat memilih antara fungsi cahaya atau getaran untuk mengatur ritme pernapasan pilihan.

Bentuk dasar kotak pernapasan ini ada levelnya. bagi pemula untuk belajar dan naik level. Kunci untuk menguasai ini adalah menjaga kontrol pernapasan di depan pikiran dan rilekskan tubuh sebelum memulainya. Alat ini dikenal sebagai pernapasan kotak, ini disarankan untuk orang yang merasa bisa melakukannya. Teknik ini digunakan oleh para atlet dan Angkatan Laut AS untuk menghadapi situasi yang penuh tekanan dan untuk tetap fokus saat dibutuhkan. Hal tersebut diketahui dapat menurunkan tekanan darah dan bisa juga memberikan rasa tenang.

Teknik ini dipopulerkan oleh Harvard yang melatih Dr. Andrew Weil (guru kedokteran integratif) dan berdasarkan teknik yogi kuno yang disebut 'Pranayama', untuk membantu pengguna mendapatkan kendali atas pernapasan mereka.

Melo bentuknya kompak dan portabel sehingga bisa memasukkannya ke dalam saku atau tas. Bisa dibawa ke mana pun pergi, untuk memastikan pengguna selalu memilikinya. Dengan cara ini, orang bisa menghadapi tekanan sehari-hari, tanpa ada orang lain yang perhatikan. Ars

Baca Juga: